Ada Sajadah Panjang Terbentang
Wednesday, November 17, 2010
Tambahkan komentar
Lagu Bimbo dengan judul tersebut membuat saya merenung akan hubungan saya dengan Allah swt. Saya ingin tahu bagaimana sebenarnya posisi saya di sisi Tuhan. Seorang
sufi berkata, "jika anda ingin tahu bagaimana posisi anda di sisi Tuhan, lihatlah di mana posisi Tuhan di hati anda!"
Saya pun mencoba melihat ke dalam hati saya. Bisakah saya merasakan Tuhan hadir di hati saya? Entahlah....Saya memang bukan seorang sufi. Tapi saya percaya bahwa Tuhan semestinya hadir dalam semua perbuatan saya.
***
Sahabat, ketika kita sholat dan puasa, kita tahu Tuhan hadir dalam hati kita. Namun ketika kita berangkat kerja, ke luar dari rumah, kita tak bisa memastikan apakah masih kita bawa Tuhan dalam aktivitas kita.
Apakah Tuhan hadir ketika kita disodori uang komisi oleh rekan sekantor? Apakah Tuhan hadir ketika kita selipkan selembar amplop agar urusan kita menjadi lancar? Apakah Tuhan juga hadir ketika kita ombang-ambingkan mereka yg datang ke kantor kita, terlempar dari satu meja ke meja yang lain?
Lagu Bimbo tersebut mengingatkan kita bahwa hidup ini bagaikan sajadah panjang yang terbentang, dari buaian bunda sampai ke liang lahat. Seharusnya semua aktivitas yang kita lakukan di sajadah panjang ini membawa kita untuk selalu mengingat kehadiran-Nya.
Mengapa Tuhan hanya kita bawa dan kita resapi kehadiran-Nya ketika kita berada di masjid, dan tiba-tiba Tuhan hilang ketika saya berada di luar masjid?
***
Kalau saja lagu Bimbo tersebut saya terjemahkan ke dalam bahasa para khatib Jum'at: "Apapun aktivitas kita, seharusnya kita selalu ingat keberadaan Allah. Itulah makna dzikrullah; mengingat Allah; itu jugalah makna ibadah."
Kalau saya diperbolehkan menerjemahkan lagu Bimbo itu dengan bahasa al-Qur'an, saya teringat satu ayat suci, "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" Sayang, penafsiran saya akan kata ibadah masih terbatas pada ibadah ritual. Sayang sekali, sajadah saya tak panjang terbentang. Sajadah saya tak mampu masuk ke gedung-gedung pencakar langit, ke pusat perbelanjaan, ke tempat hiburan dan ke gedung sekolah.
"Tak kulihat suatu benda, kecuali di ujungnya kulihat ada Tuhan!" Ah, ucapan sufi ini lagi-lagi membuat saya malu...Saya tahu bahwa bukan maksud sufi tersebut untuk mengatakan dia telah melihat Tuhan, tapi yang ingin dia ceritakan adalah Tuhan selalu hadir di sekelilingnya.
Adakah sajadah kita sudah panjang terbentang?
sufi berkata, "jika anda ingin tahu bagaimana posisi anda di sisi Tuhan, lihatlah di mana posisi Tuhan di hati anda!"
Saya pun mencoba melihat ke dalam hati saya. Bisakah saya merasakan Tuhan hadir di hati saya? Entahlah....Saya memang bukan seorang sufi. Tapi saya percaya bahwa Tuhan semestinya hadir dalam semua perbuatan saya.
***
Sahabat, ketika kita sholat dan puasa, kita tahu Tuhan hadir dalam hati kita. Namun ketika kita berangkat kerja, ke luar dari rumah, kita tak bisa memastikan apakah masih kita bawa Tuhan dalam aktivitas kita.
Apakah Tuhan hadir ketika kita disodori uang komisi oleh rekan sekantor? Apakah Tuhan hadir ketika kita selipkan selembar amplop agar urusan kita menjadi lancar? Apakah Tuhan juga hadir ketika kita ombang-ambingkan mereka yg datang ke kantor kita, terlempar dari satu meja ke meja yang lain?
Lagu Bimbo tersebut mengingatkan kita bahwa hidup ini bagaikan sajadah panjang yang terbentang, dari buaian bunda sampai ke liang lahat. Seharusnya semua aktivitas yang kita lakukan di sajadah panjang ini membawa kita untuk selalu mengingat kehadiran-Nya.
Mengapa Tuhan hanya kita bawa dan kita resapi kehadiran-Nya ketika kita berada di masjid, dan tiba-tiba Tuhan hilang ketika saya berada di luar masjid?
***
Kalau saja lagu Bimbo tersebut saya terjemahkan ke dalam bahasa para khatib Jum'at: "Apapun aktivitas kita, seharusnya kita selalu ingat keberadaan Allah. Itulah makna dzikrullah; mengingat Allah; itu jugalah makna ibadah."
Kalau saya diperbolehkan menerjemahkan lagu Bimbo itu dengan bahasa al-Qur'an, saya teringat satu ayat suci, "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" Sayang, penafsiran saya akan kata ibadah masih terbatas pada ibadah ritual. Sayang sekali, sajadah saya tak panjang terbentang. Sajadah saya tak mampu masuk ke gedung-gedung pencakar langit, ke pusat perbelanjaan, ke tempat hiburan dan ke gedung sekolah.
"Tak kulihat suatu benda, kecuali di ujungnya kulihat ada Tuhan!" Ah, ucapan sufi ini lagi-lagi membuat saya malu...Saya tahu bahwa bukan maksud sufi tersebut untuk mengatakan dia telah melihat Tuhan, tapi yang ingin dia ceritakan adalah Tuhan selalu hadir di sekelilingnya.
Adakah sajadah kita sudah panjang terbentang?
0 Tanggapan untuk "Ada Sajadah Panjang Terbentang"
Post a Comment