Humor Sufi: Nasruddin Berkunjung ke Demak Bintara
Wednesday, November 10, 2010
Tambahkan komentar
Konon ketika masih muda dan penuh jiwa petualangan, Nasruddin pernah berkunjung ke Tanah Jawa. Ketika itu ia ikut sebuah kapal dagang yang berlayar ke Timur Jauh, dan dalam perjalanan pulang ke Turki, kapal itu mampir di sebuah pelabuhan di pesisir utara Jawa.
Pada zaman itu, kehebatan Sultan Demak sudah didengarnya, karena itu kesempatan tersebut dipergunakan sebaik-baiknya untuk berkenalan langsung dengan Sultan. Nasruddin mendapat keterangan bahwa Sultan tidak berkeberatan menerimanya, sebab ia pun ingin berkenalan dengan pemuda Turki yang terkenal cerdas itu.
Sebelum menghadap, Nasruddin mendapat keterangan rinci mengenai tata tertib keraton Jawa. Antara lain dikatakan oleh pegawai istana, "Nasruddin, kau harus selalu menyembah (kedua tangan dirapatkan di depan hidung) setiap kali berbicara dengan Sultan!" Lalu ia pun diajarkan bagaimana melakukan sembah.
Di depan Sultan, Nasruddin duduk bersila dengan tertib. "Kau yang bernama Nasruddin?" tanya Sultan.
"Benar, Yang Mulia," jawab Nasruddin sambil menyembah.
"Kau tinggal dimana?"
"Di Akshehir, Yang Mulia," jawabnya terus tetap menyembah tertib.
"Dekat Masjid Agung?" tanya Sultan.
Nasruddin ingin menunjukkan lokasi masjid di kotanya itu, tetapi ia ingat bahwa harus tetap menyembah kalau berbicara dengan Sultan; jadi ia menunjuk dengan kaki kanannya sambil berkata, "Masjid di sebelah sini, Yang Mulia."
"Dekat pasar?" tanya Sultan lagi.
"Pasar di sebelah sini, Yang Mulia," sambil berkata itu Nasruddin menunjuk dengan kaki kirinya, jadi sekarang kedua kakinya mekangkang.
"Dekat kelurahan?" tanya Sultan.
Nasruddin mulai bingung, ia harus menunjukkan tempat tetapi kedua tangannya untuk menyembah. Akhirnya tangannya yang kanan tetap nempel di hidung, yang sebelah kiri menunjuk, "Kelurahan di sebelah situ, Yang Mulia."
"Lantas, rumahmu sebelah mana?"
Tak ada lagi anggota badannya yang bisa dipakai untuk menunjukkan lokasi rumahnya. Akhirnya dikatakannya, "Rumah hamba di sebelah sana, Yang Mulia," dan sambil berkata itu ia meludah, tepat jatuh di hadapan Sultan...
(*_*)
Salam tawa, semoga Anda dapat mengambil hikmahnya...
Pada zaman itu, kehebatan Sultan Demak sudah didengarnya, karena itu kesempatan tersebut dipergunakan sebaik-baiknya untuk berkenalan langsung dengan Sultan. Nasruddin mendapat keterangan bahwa Sultan tidak berkeberatan menerimanya, sebab ia pun ingin berkenalan dengan pemuda Turki yang terkenal cerdas itu.
Sebelum menghadap, Nasruddin mendapat keterangan rinci mengenai tata tertib keraton Jawa. Antara lain dikatakan oleh pegawai istana, "Nasruddin, kau harus selalu menyembah (kedua tangan dirapatkan di depan hidung) setiap kali berbicara dengan Sultan!" Lalu ia pun diajarkan bagaimana melakukan sembah.
Di depan Sultan, Nasruddin duduk bersila dengan tertib. "Kau yang bernama Nasruddin?" tanya Sultan.
"Benar, Yang Mulia," jawab Nasruddin sambil menyembah.
"Kau tinggal dimana?"
"Di Akshehir, Yang Mulia," jawabnya terus tetap menyembah tertib.
"Dekat Masjid Agung?" tanya Sultan.
Nasruddin ingin menunjukkan lokasi masjid di kotanya itu, tetapi ia ingat bahwa harus tetap menyembah kalau berbicara dengan Sultan; jadi ia menunjuk dengan kaki kanannya sambil berkata, "Masjid di sebelah sini, Yang Mulia."
"Dekat pasar?" tanya Sultan lagi.
"Pasar di sebelah sini, Yang Mulia," sambil berkata itu Nasruddin menunjuk dengan kaki kirinya, jadi sekarang kedua kakinya mekangkang.
"Dekat kelurahan?" tanya Sultan.
Nasruddin mulai bingung, ia harus menunjukkan tempat tetapi kedua tangannya untuk menyembah. Akhirnya tangannya yang kanan tetap nempel di hidung, yang sebelah kiri menunjuk, "Kelurahan di sebelah situ, Yang Mulia."
"Lantas, rumahmu sebelah mana?"
Tak ada lagi anggota badannya yang bisa dipakai untuk menunjukkan lokasi rumahnya. Akhirnya dikatakannya, "Rumah hamba di sebelah sana, Yang Mulia," dan sambil berkata itu ia meludah, tepat jatuh di hadapan Sultan...
(*_*)
Salam tawa, semoga Anda dapat mengambil hikmahnya...
0 Tanggapan untuk "Humor Sufi: Nasruddin Berkunjung ke Demak Bintara"
Post a Comment