Musibah, Rahmat atau Murka Tuhan?
Tuesday, November 2, 2010
Tambahkan komentar
Oleh : Prof. DR. M Quraish Shihab
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tiada suatu wujud yang dipuji dan dipuja walau dalam bencana kecuali kepada Allah. Jangan menggerutu, jangan bersangka buruk kepada Tuhan. Pujilah Dia walau dalam bencana. Memang pasti banyak pertanyaan yang muncul. Setiap ada musibah, setiap ada malapetaka, pasti kita bertanya-tanya. Mengapa demikian? Apalagi malapetaka ini yang demikian besar, yang sementara orang mengatakan “tidak mampu lagi dipikul oleh manusia"
Kita boleh bertanya, kita boleh mencari tahu, tetapi sekali lagi jangan bersangka buruk kepada Tuhan, tapi bersangka baiklah kepadaNya. Allah Rabbul Alamin. Dia pemelihara seluruh Alam. Dia mengatur keseimbangan alam raya ini. Terkadang diambilnya disini sedikit, untuk diberinya disana. Diberinya disana banyak untuk diserahkan kemari. Karena Dia pemelihara seluruh alam.
Surah Ar Rahman, Allah berfirman : “Seluruh makhluk yang ada di alam raya ini, bermohon kepada Tuhan, dan setiap saat Tuhan melayani mereka.
Kita tidak hanya hidup di dunia, karena itu jangan mengukur sesuatu dengan ukuran dunia saja. Masih ada hidup yang jauh lebih panjang. Mereka yang menderita di dunia, belum tentu menderita di akhirat. Dan kata orang, tidak jarang ada hari-hari dimana kita menangis, setelah berlalu hari-hari itu kita menangis lagi, merenung, mengapa dulu kita menangis?
Kita tidak tahu banyak hal, karena itu Allah berfirman : “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal baik buat kamu, boleh jadi kamu tidak senang kepadasesuatu tapi di balik itu Allah menjadikan kebaikan yang banyak buat kamu."
Itu prinsip-prinsip dasar setiap kita menghadapi musibah. Sekali lagi jangan menggerutu. Silahkan menangis. Rasulpun sewaktu mendapat musibah, beliau menangis. Sahabat-sahabatnya bertanya, apa ini wahai Rasul? Beliau bersabda : “Ini adalah pertanda rahmat dan kasih sayang, kita tidak berucap kecuali apa yang diridhai Allah."
Mari kita lihat lembaran-lembaran Al-Quran, bagaimana uraiannya tentang musibah. Sebenarnya ada paling tidak ada 4 kata yang digunakan Al-Quran untuk menggambarkan sesuatu yang tidak berkenan di hati seseorang, diantaranya :
Musibah (sudah masuk perbendaharaan bahasa Indonesia),
Bala' (sudah masuk juga dalam perbendaharaan bahasa Indonesia),
Fitnah (masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia, tetapi dalam pengertian yang lain. Fitnah dalam bahasa Al-Quran, artinya ujian atau siksaan),
Imtihan (ujian yang maknanya melapangkan qalbu seseorang. Tujuan dari setiap ujian adalah melapangkan qalbunya sehingga kualitasnya naik).
Kita akan bahas 2 dari keempat kata tersebut yaitu Musibah dan Bala'. Musibah dalam bahasa Indonesia diartikan bencana, kemalangan, cobaan. Dalam AlQuran ada 67 kali kata yang seakar dengan kata 'musibah' dan 10 kali kata 'musibah'. Musibah pada mulanya berarti sesuatu yang menimpa atau mengenai. Sebenarnya sesuatu yang menimpa itu tidak selalu buruk. Hujan bisa menimpa kita dan itu dapat merupakan sesuatu yang baik. Memang kata musibah konotasinya selalu buruk, tetapi karena boleh jadi apa yang kita anggap buruk itu, sebenarnya baik, maka AlQuran menggunakan kata ini untuk sesuatu yang baik dan buruk.
Memang AlQuran mengisyaratkan bahwa “tidak disentuh seseorang oleh musibah kecuali karena ulahmu, tetapi disisi lain, ketika AlQuran berbicara tentang Bala' dikatakannya musibah itu datang dari Allah swt. Tidak ada musibah yang terjadi kecuali atas ijin Allah ketika kita berbicara tentang Bala' (yang diartikan juga bencana).
Sebenarnya Bala' pada mulanya berarti menguji bisa juga berarti menampakkan. Seseorang yang diuji itu dinampakkan kemampuannya. Hidup ini adalah ujian. Itu sebabnya Allah swt menyatakan : “Allah yang menciptakan hidup dan mati, untuk menguji kamu, untuk melihat bagaimana kualitas kamu, siapa yang diantara kamu yang lebih baik amalnya." Kita lihat ujian/bala datangnya dari Tuhan. “Kami pasti akan menguji kamu sampai Kami tahu siapa orang2 yang berjihad di jalan Allah dan bersabar." Allah menurunkan bala' tanpa campur tangan manusia. “Kami pasti menurunkan sedikit rasa takut, sedikit rasa lapar, kematian sanak keluarga. “Berilah berita gembira kepada orang2 yang sabar."
Hidup ini ujian. Ujian ini bisa berupa sesuatu yang disenangi, bisa juga berbentuk sesuatu yang tidak disenangi. Siapa yang menduga bahwa kekayaan dan kesehatan adalah tanda cinta Tuhan? Dia telah keliru. Siapa yang menduga bahwa suatu hal yang terasa negatif adalah tanda benci Tuhan? Itupun dia telah keliru. Allah mengecam kepada orang2 yang apabila diberi nikmat oleh Tuhan, lantas berkata “saya disenangi Tuhan dan kalau Tuhan menguji dia sehingga mempersempit hidupnya, dia lantas berkata “Tuhan membenci saya, Tuhan menghina saya." Jangan duga, saudara2 kita di Aceh yang meninggal dan ditimpa musibah, dibenci Tuhan. Jangan duga, yang menderita itu dimurkai Tuhan. Jangan duga yang berfoya2 disenangi Tuhan. KALLAA (TIDAK). Disini Allah menggunakan kata BALA'–yang artinya menguji, karena itu jangan cepat-cepat berkata bahwa bencana itu murka Tuhan.
Dulu jaman Nabi, banyak sahabat gugur di medan perang, terluka sekian banyak sahabat Nabi, bahkan Nabipun terluka. Allah swt pasti tidak benci pada Nabi, sehingga beliau terluka. Allah pasti merestui sahabat2 yg gugur itu, walaupun mereka menderita. Ketika itu turun ayat : ”Jangan merasa rendah hati, jangan merasa terhina, jangan larut dalam kesedihan. Kamu adalah orang2 yang mendapat kedudukan yang tinggi selama kamu beriman." Di Surat Ali Imran, Allah berfirman, tujuan Allah turunkan cobaan ini adalah supaya Allah mengangkat dari kalangan kamu sebagai syuhada. Kita bisa berkata bahwa yang gugur mendapatkan bencana ini, disiapkan oleh Tuhan tempat yang tinggi, karena mereka adalah orang2 mukmin. Dan tujuan Allah turunkan bencana ini adalah supaya Allah mengetahui siapa orang2 yang benar2 beriman dan yang tidak. Karena itu jangan menggerutu, karena Allah memberikan tempat yang sebaik2nya. Allah berfirman bahwa Allah juga akan membersihkan hati kamu dan menghapus dosa2 kamu. Melihat kondisi saudara2 kita di Aceh, kita menjadi sedih, kita menjadi menangis, tapi agama mengingatkan kita semua bahwa Tuhan punya tujuan.
Dalam hidup ini, Allah menciptakan orang2 untuk tujuan2 tertentu. Dalam sebuah hadits, Allah menciptakan makhluk2 yang ditugaskannya untuk memenuhi kebutuhan makhluknya yang lain. Ada orang2 kaya yang diberi kekayaan, yang sebenarnya dipilih Allah agar orang2 itu memberi bantuan kepada orang2 yang butuh. Mudah2an kita termasuk orang2 yang dipilih Allah itu. Ada lagi orang2 yang diciptakan Allah untuk menjadi alatnya Tuhan untuk mengingatkan orang lain. Para syuhada ini adalah alat2 yang dipilih Allah. Itu sebabnya kita baca di dalam Al Quran ada istilah “IBADULLOHIL MUKHLASHIN atau hamba2 Allah yang dipilih."
Sekarang ini banyak orang yang lengah dan lupa kepada Allah. Memang rutinitas sering menjadikan kita lupa kepada Allah. Karena itu kita perlu diingatkan. Ada orang2 yang tidak menyadari adanya Allah karena melihat segala sesuatu berjalan harmonis. Tuhan ingin mengingatkan orang2 tersebut, bahwa jangan duga Allah telah lepas tangan. Diingatkannya manusia melalui bencana. Kalau dulu sekian banyak orang yang lupa Allah, sekarang Dia mengingatkan kita melalui rahmatNya. Itu sebabnya di dalam AlQuran, disebutkan : “Apakah mereka tidak sadar bahwa setiap tahun Kami mencoba mereka, Kami menurunkan ujian kepada mereka supaya mereka sadar, supaya mereka bertaubat?"
Jadi sekali lagi, saya (Quraish Shihab) tidak melihat ini sebagai murka Allah. Ini rahmatNya kepada kita yang hidup, supaya kita ingat kepada Allah, supaya lebih dalam lagi solidaritas kita, supaya kita lebih dekat lagi kita kepada Allah, supaya lebih terasa lagi kehadiran Allah. Dan yang gugur, yang luka, yang menderita itu dijadikan oleh Allah sebagai alat2Nya untuk mengingatkan kita, itulah mereka yang dinamai dengan “Ibadullohil Mukhlashin atau Hamba2 Allah yang terpilih."
Dia pilih orang2 yang gugur, Dia pilih anak2, Dia pilih orang2 yang tidak berdosa, Dia pilih orang2 tua, untuk Dia jadikan syuhada, Dia jadikan saksi2, Dia jadikan alat2Nya. Untuk siapa ? Untuk kita yang hidup. Allah tidak menyia2kan mereka. Di dalam hadits, Allah katakan, Seandainya bukan karena anak2 yang masih menyusu, seandainya bukan karena orang tua yang sedang bungkuk, seandainya bukan karena binatang2, niscaya Allah akan menjatuhkan siksa kepada kamu, siksaan yang luar biasa. Tapi mengapa yang diambil olehNya disana anak2, orang tua, binatang ? Itu yang menjadikan kita bersangka baik kepada Allah dan menyatakan bahwa ini bukan murka, ini hanya peringatan. Kita terima itu. Peringatan untuk kita yang hidup. Kita tidak perlu larut dalam kesedihan, tetapi kita perlu mengambil pelajaran.
Salah satu pelajaran adalah kita lihat di televisi, kita lihat badan2 mereka, rupanya begitulah badan kita. Jangan terlalu memberi perhatian kepada badan dengan melupakan ruh. Itu pelajaran yang dapat kita angkat. Jangan menilai orang dari penampilannya. Lihatlah itu semua, dan ingat dalam Al Quran, Allah berulang2, apakah penduduk negeri itu merasa aman, bahwa peringatan Kami datang secara tiba2 ketika mereka sedang bermain2. Ini yang kita lihat. Ini sebenarnya kiamat kecil, bahkan boleh jadi yang mengalaminya tak menduga itulah kiamat. TIBA2, begitulah jadinya nanti. Sebenarnya tujuannya adalah untuk kita. Allah merahmati kita dengan memberi peringatan. Belum sampai pada murkaNya, dan jangan duga itu murkaNya.
Ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib, ditikam, beliau berteriak :“Demi Allah, saya telah memperoleh keberuntungan." Beruntung karena mati. Allah mengangkat derajat beliau, Allah mendudukkan pada kedudukan yang demikian tinggi karena mati syahid. Nah, kalau kita membaca ayat di Surat Ali Imran :"..supaya Dia mengangkat diantara kamu Syuhada (orang2 yang menjadi saksi) dan untuk membersihkan hati kamu dari segala macam dosa."
Untuk orang2 yang meninggal, kita antar dengan rasa sedih tetapi dalam saat yang sama beruntunglah mereka. Dan yang tinggal, kita harapkan mendapatkan pelajaran dari ujian ini, dari bencana ini. Mudah2an kita dapat menyusul mereka dalam kematian yang diridhai Allah.
Itu sebabnya ada doa yang diajarkan Nabi : “Wahai Allah, kami bermohon kepadamu, hidup yang sebaik2nya, dan kematian yang sebaik2nya, serta segala yang baik yang berada diantara hidup dan mati. Ya Allah, hidupkanlah kami dalam kehidupan orang2 yang bahagia, kehidupan orang2 yang Engkau senangi agar dia tetap hidup, dan wafatkanlah dalam wafat orang2 yang syahid (orang2 yang Engkau sukai untuk bertemu dengannya). Ya Allah, ampunilah orang2 yang meninggal dan yang masih hidup, anak2 kecil, orang2 dewasa, baik yang perempuan maupun yang laki2."
RABBANAA AATINA FIDDUNYA HASANAH WA FIL AKHIRATI HASANAH WA QINA ADZABANNAR (Ya Tuhanku, berilah kepadaku kehidupan dunia yang baik, kehidupan akhirat yang baik dan jauhkan kami dari siksa api neraka)
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tiada suatu wujud yang dipuji dan dipuja walau dalam bencana kecuali kepada Allah. Jangan menggerutu, jangan bersangka buruk kepada Tuhan. Pujilah Dia walau dalam bencana. Memang pasti banyak pertanyaan yang muncul. Setiap ada musibah, setiap ada malapetaka, pasti kita bertanya-tanya. Mengapa demikian? Apalagi malapetaka ini yang demikian besar, yang sementara orang mengatakan “tidak mampu lagi dipikul oleh manusia"
Kita boleh bertanya, kita boleh mencari tahu, tetapi sekali lagi jangan bersangka buruk kepada Tuhan, tapi bersangka baiklah kepadaNya. Allah Rabbul Alamin. Dia pemelihara seluruh Alam. Dia mengatur keseimbangan alam raya ini. Terkadang diambilnya disini sedikit, untuk diberinya disana. Diberinya disana banyak untuk diserahkan kemari. Karena Dia pemelihara seluruh alam.
Surah Ar Rahman, Allah berfirman : “Seluruh makhluk yang ada di alam raya ini, bermohon kepada Tuhan, dan setiap saat Tuhan melayani mereka.
Kita tidak hanya hidup di dunia, karena itu jangan mengukur sesuatu dengan ukuran dunia saja. Masih ada hidup yang jauh lebih panjang. Mereka yang menderita di dunia, belum tentu menderita di akhirat. Dan kata orang, tidak jarang ada hari-hari dimana kita menangis, setelah berlalu hari-hari itu kita menangis lagi, merenung, mengapa dulu kita menangis?
Kita tidak tahu banyak hal, karena itu Allah berfirman : “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal baik buat kamu, boleh jadi kamu tidak senang kepadasesuatu tapi di balik itu Allah menjadikan kebaikan yang banyak buat kamu."
Itu prinsip-prinsip dasar setiap kita menghadapi musibah. Sekali lagi jangan menggerutu. Silahkan menangis. Rasulpun sewaktu mendapat musibah, beliau menangis. Sahabat-sahabatnya bertanya, apa ini wahai Rasul? Beliau bersabda : “Ini adalah pertanda rahmat dan kasih sayang, kita tidak berucap kecuali apa yang diridhai Allah."
Mari kita lihat lembaran-lembaran Al-Quran, bagaimana uraiannya tentang musibah. Sebenarnya ada paling tidak ada 4 kata yang digunakan Al-Quran untuk menggambarkan sesuatu yang tidak berkenan di hati seseorang, diantaranya :
Musibah (sudah masuk perbendaharaan bahasa Indonesia),
Bala' (sudah masuk juga dalam perbendaharaan bahasa Indonesia),
Fitnah (masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia, tetapi dalam pengertian yang lain. Fitnah dalam bahasa Al-Quran, artinya ujian atau siksaan),
Imtihan (ujian yang maknanya melapangkan qalbu seseorang. Tujuan dari setiap ujian adalah melapangkan qalbunya sehingga kualitasnya naik).
Kita akan bahas 2 dari keempat kata tersebut yaitu Musibah dan Bala'. Musibah dalam bahasa Indonesia diartikan bencana, kemalangan, cobaan. Dalam AlQuran ada 67 kali kata yang seakar dengan kata 'musibah' dan 10 kali kata 'musibah'. Musibah pada mulanya berarti sesuatu yang menimpa atau mengenai. Sebenarnya sesuatu yang menimpa itu tidak selalu buruk. Hujan bisa menimpa kita dan itu dapat merupakan sesuatu yang baik. Memang kata musibah konotasinya selalu buruk, tetapi karena boleh jadi apa yang kita anggap buruk itu, sebenarnya baik, maka AlQuran menggunakan kata ini untuk sesuatu yang baik dan buruk.
Memang AlQuran mengisyaratkan bahwa “tidak disentuh seseorang oleh musibah kecuali karena ulahmu, tetapi disisi lain, ketika AlQuran berbicara tentang Bala' dikatakannya musibah itu datang dari Allah swt. Tidak ada musibah yang terjadi kecuali atas ijin Allah ketika kita berbicara tentang Bala' (yang diartikan juga bencana).
Sebenarnya Bala' pada mulanya berarti menguji bisa juga berarti menampakkan. Seseorang yang diuji itu dinampakkan kemampuannya. Hidup ini adalah ujian. Itu sebabnya Allah swt menyatakan : “Allah yang menciptakan hidup dan mati, untuk menguji kamu, untuk melihat bagaimana kualitas kamu, siapa yang diantara kamu yang lebih baik amalnya." Kita lihat ujian/bala datangnya dari Tuhan. “Kami pasti akan menguji kamu sampai Kami tahu siapa orang2 yang berjihad di jalan Allah dan bersabar." Allah menurunkan bala' tanpa campur tangan manusia. “Kami pasti menurunkan sedikit rasa takut, sedikit rasa lapar, kematian sanak keluarga. “Berilah berita gembira kepada orang2 yang sabar."
Hidup ini ujian. Ujian ini bisa berupa sesuatu yang disenangi, bisa juga berbentuk sesuatu yang tidak disenangi. Siapa yang menduga bahwa kekayaan dan kesehatan adalah tanda cinta Tuhan? Dia telah keliru. Siapa yang menduga bahwa suatu hal yang terasa negatif adalah tanda benci Tuhan? Itupun dia telah keliru. Allah mengecam kepada orang2 yang apabila diberi nikmat oleh Tuhan, lantas berkata “saya disenangi Tuhan dan kalau Tuhan menguji dia sehingga mempersempit hidupnya, dia lantas berkata “Tuhan membenci saya, Tuhan menghina saya." Jangan duga, saudara2 kita di Aceh yang meninggal dan ditimpa musibah, dibenci Tuhan. Jangan duga, yang menderita itu dimurkai Tuhan. Jangan duga yang berfoya2 disenangi Tuhan. KALLAA (TIDAK). Disini Allah menggunakan kata BALA'–yang artinya menguji, karena itu jangan cepat-cepat berkata bahwa bencana itu murka Tuhan.
Dulu jaman Nabi, banyak sahabat gugur di medan perang, terluka sekian banyak sahabat Nabi, bahkan Nabipun terluka. Allah swt pasti tidak benci pada Nabi, sehingga beliau terluka. Allah pasti merestui sahabat2 yg gugur itu, walaupun mereka menderita. Ketika itu turun ayat : ”Jangan merasa rendah hati, jangan merasa terhina, jangan larut dalam kesedihan. Kamu adalah orang2 yang mendapat kedudukan yang tinggi selama kamu beriman." Di Surat Ali Imran, Allah berfirman, tujuan Allah turunkan cobaan ini adalah supaya Allah mengangkat dari kalangan kamu sebagai syuhada. Kita bisa berkata bahwa yang gugur mendapatkan bencana ini, disiapkan oleh Tuhan tempat yang tinggi, karena mereka adalah orang2 mukmin. Dan tujuan Allah turunkan bencana ini adalah supaya Allah mengetahui siapa orang2 yang benar2 beriman dan yang tidak. Karena itu jangan menggerutu, karena Allah memberikan tempat yang sebaik2nya. Allah berfirman bahwa Allah juga akan membersihkan hati kamu dan menghapus dosa2 kamu. Melihat kondisi saudara2 kita di Aceh, kita menjadi sedih, kita menjadi menangis, tapi agama mengingatkan kita semua bahwa Tuhan punya tujuan.
Dalam hidup ini, Allah menciptakan orang2 untuk tujuan2 tertentu. Dalam sebuah hadits, Allah menciptakan makhluk2 yang ditugaskannya untuk memenuhi kebutuhan makhluknya yang lain. Ada orang2 kaya yang diberi kekayaan, yang sebenarnya dipilih Allah agar orang2 itu memberi bantuan kepada orang2 yang butuh. Mudah2an kita termasuk orang2 yang dipilih Allah itu. Ada lagi orang2 yang diciptakan Allah untuk menjadi alatnya Tuhan untuk mengingatkan orang lain. Para syuhada ini adalah alat2 yang dipilih Allah. Itu sebabnya kita baca di dalam Al Quran ada istilah “IBADULLOHIL MUKHLASHIN atau hamba2 Allah yang dipilih."
Sekarang ini banyak orang yang lengah dan lupa kepada Allah. Memang rutinitas sering menjadikan kita lupa kepada Allah. Karena itu kita perlu diingatkan. Ada orang2 yang tidak menyadari adanya Allah karena melihat segala sesuatu berjalan harmonis. Tuhan ingin mengingatkan orang2 tersebut, bahwa jangan duga Allah telah lepas tangan. Diingatkannya manusia melalui bencana. Kalau dulu sekian banyak orang yang lupa Allah, sekarang Dia mengingatkan kita melalui rahmatNya. Itu sebabnya di dalam AlQuran, disebutkan : “Apakah mereka tidak sadar bahwa setiap tahun Kami mencoba mereka, Kami menurunkan ujian kepada mereka supaya mereka sadar, supaya mereka bertaubat?"
Jadi sekali lagi, saya (Quraish Shihab) tidak melihat ini sebagai murka Allah. Ini rahmatNya kepada kita yang hidup, supaya kita ingat kepada Allah, supaya lebih dalam lagi solidaritas kita, supaya kita lebih dekat lagi kita kepada Allah, supaya lebih terasa lagi kehadiran Allah. Dan yang gugur, yang luka, yang menderita itu dijadikan oleh Allah sebagai alat2Nya untuk mengingatkan kita, itulah mereka yang dinamai dengan “Ibadullohil Mukhlashin atau Hamba2 Allah yang terpilih."
Dia pilih orang2 yang gugur, Dia pilih anak2, Dia pilih orang2 yang tidak berdosa, Dia pilih orang2 tua, untuk Dia jadikan syuhada, Dia jadikan saksi2, Dia jadikan alat2Nya. Untuk siapa ? Untuk kita yang hidup. Allah tidak menyia2kan mereka. Di dalam hadits, Allah katakan, Seandainya bukan karena anak2 yang masih menyusu, seandainya bukan karena orang tua yang sedang bungkuk, seandainya bukan karena binatang2, niscaya Allah akan menjatuhkan siksa kepada kamu, siksaan yang luar biasa. Tapi mengapa yang diambil olehNya disana anak2, orang tua, binatang ? Itu yang menjadikan kita bersangka baik kepada Allah dan menyatakan bahwa ini bukan murka, ini hanya peringatan. Kita terima itu. Peringatan untuk kita yang hidup. Kita tidak perlu larut dalam kesedihan, tetapi kita perlu mengambil pelajaran.
Salah satu pelajaran adalah kita lihat di televisi, kita lihat badan2 mereka, rupanya begitulah badan kita. Jangan terlalu memberi perhatian kepada badan dengan melupakan ruh. Itu pelajaran yang dapat kita angkat. Jangan menilai orang dari penampilannya. Lihatlah itu semua, dan ingat dalam Al Quran, Allah berulang2, apakah penduduk negeri itu merasa aman, bahwa peringatan Kami datang secara tiba2 ketika mereka sedang bermain2. Ini yang kita lihat. Ini sebenarnya kiamat kecil, bahkan boleh jadi yang mengalaminya tak menduga itulah kiamat. TIBA2, begitulah jadinya nanti. Sebenarnya tujuannya adalah untuk kita. Allah merahmati kita dengan memberi peringatan. Belum sampai pada murkaNya, dan jangan duga itu murkaNya.
Ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib, ditikam, beliau berteriak :“Demi Allah, saya telah memperoleh keberuntungan." Beruntung karena mati. Allah mengangkat derajat beliau, Allah mendudukkan pada kedudukan yang demikian tinggi karena mati syahid. Nah, kalau kita membaca ayat di Surat Ali Imran :"..supaya Dia mengangkat diantara kamu Syuhada (orang2 yang menjadi saksi) dan untuk membersihkan hati kamu dari segala macam dosa."
Untuk orang2 yang meninggal, kita antar dengan rasa sedih tetapi dalam saat yang sama beruntunglah mereka. Dan yang tinggal, kita harapkan mendapatkan pelajaran dari ujian ini, dari bencana ini. Mudah2an kita dapat menyusul mereka dalam kematian yang diridhai Allah.
Itu sebabnya ada doa yang diajarkan Nabi : “Wahai Allah, kami bermohon kepadamu, hidup yang sebaik2nya, dan kematian yang sebaik2nya, serta segala yang baik yang berada diantara hidup dan mati. Ya Allah, hidupkanlah kami dalam kehidupan orang2 yang bahagia, kehidupan orang2 yang Engkau senangi agar dia tetap hidup, dan wafatkanlah dalam wafat orang2 yang syahid (orang2 yang Engkau sukai untuk bertemu dengannya). Ya Allah, ampunilah orang2 yang meninggal dan yang masih hidup, anak2 kecil, orang2 dewasa, baik yang perempuan maupun yang laki2."
RABBANAA AATINA FIDDUNYA HASANAH WA FIL AKHIRATI HASANAH WA QINA ADZABANNAR (Ya Tuhanku, berilah kepadaku kehidupan dunia yang baik, kehidupan akhirat yang baik dan jauhkan kami dari siksa api neraka)
0 Tanggapan untuk "Musibah, Rahmat atau Murka Tuhan?"
Post a Comment