Manisnya Iman
Monday, February 21, 2011
Tambahkan komentar
Sumayah, seorang shahabiyah didera dengan siksa yang keras oleh orang quraish. Semakin keras siksa yang diberikan padanya, semakin kokoh pertahanannya untuk tetap teguh berada di jalan Allah.
Asma binti Abu Bakar.Beliau berperan besar dalam hijrahnya Rasulullah. Asma yang memasok makanan kepada Rasulullah yang berangkat malam dan harus kembali sebelum orang-orang quraish bangun, meskipun beliau sedang hamil tua. Suatu tugas yang tidak mudah dan penuh dengan mara bahaya, namun dapat dilakukannya dengan baik.
Mus'ab Bin Umair. Seorang pemuda idaman saat itu dan bila ia lewat, dari jauh sudah tercium bau parfumnya. Ia rela meninggalkan segala fasilitas yang penuh kenikmatan dari orang tuannya hanya untuk memeluk agama Islam walaupun ibu yang sangat ia cintai dan hormatinya mogok makan karena ia memeluk Islam.
Apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mempunyai keteguhan seperti itu? . Faktor-faktor apa yang mereka punyai?. Bila dilihat benang merahnya adalah karena mereka dapat merasakan betapa manisnya iman itu. Apapun yang terjadi, rintangan apapun yang ada dan siksaan macam apapun, hal itu tidak akan dapat menggoyahkan pendiriannya.
Sering kita dengar bahwa iman itu sebagai nikmat yang paling besar atau hidayah yang paling tinggi, paling berharga yang diberikan Allah pada kita (QS: 3:164).
Sebagai perumpamaan dapat dilihat bagaimana anak kecil yang berumur 2 tahun menemukan kalung berlian. Mungkin kalung itu akan dimainkan dan dicampurkan dengan tanah atau malah dipisah dari talinya. Hal ini terjadi karena mereka tidak tahu bahwa kalung berlian itu sesuatu yang berharga. Begitu juga dengan orang-orang yang tidak mengenal secara baik apa iman itu dan bagaimana harus memperlakukannya.
Apakah perasaan atau kemampuan merasakan iman itu sebagai suatu nikmat monopoli para ulama, sahabat, ustazd dsbnya ?. Jadi Bagaimanakah cara merasakannya.
Rasulullah sendiri telah memberikan resepnya pada kita semua dalam sebuah hadis yang isinya kurang lebih menyebutkan bahwa barang siapa yang memiliki 3 hal, dia akan merasakan manisnya iman. Tiga hal itu adalah:
- Menjadikan Allah dan RasulNya sebagai yang ia cintai melebihi yang lainnya
- Mencintai seseorang karena Allah
- Dan tidak suka/ingin kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dicampakkan ke dalam api neraka
Segala beban derita akan terasa ringan dikala mencintai Allah SWT. Hanya ridho Allah yang menjadi tujuannya, seperti yangdialami oleh para sahabat di atas untuk tetap teguh berada di jalan Allah. Para sahabatpun begitu sangat mencintai Rasulullah. Misalnya bagaimana Abu Bakar, yang badannya telah babak belur dan luka luka setelah dipukul oleh kaum Quraish pertanyaan yang muncul pertama kali setelah sadar apa yang terjadi adalah ?Bagaimana keadaan Rasulullah??. Abu Bakar sendiri tidak peduli dengan keadaan tubuhnya saat itu. Yang ia pikirkan hanya Rasullah karena Rasulullah ada disampingnya sebelum ia dipukul oleh kaum Quraish. Begitu besarnya cintanya pada Rasulullah. Wujud cinta kita pada Rasulullah yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan sunnahnya .
Dengan mencintai saudara seiman , iman juga akan terasa manis. Salah satu hadist yang memperlihatkan pentingnya mencintai orang lain adalah ? Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Kalian belum beriman sampai kalian saling mencintai.......?
Kesimpulan yang dapat diambil adalah manisnya iman dapat dirasakan dengan mencintai Allah dan RasulNya serta membenci apa-apa yang di benci Allah dan RasulNya.
Asma binti Abu Bakar.Beliau berperan besar dalam hijrahnya Rasulullah. Asma yang memasok makanan kepada Rasulullah yang berangkat malam dan harus kembali sebelum orang-orang quraish bangun, meskipun beliau sedang hamil tua. Suatu tugas yang tidak mudah dan penuh dengan mara bahaya, namun dapat dilakukannya dengan baik.
Mus'ab Bin Umair. Seorang pemuda idaman saat itu dan bila ia lewat, dari jauh sudah tercium bau parfumnya. Ia rela meninggalkan segala fasilitas yang penuh kenikmatan dari orang tuannya hanya untuk memeluk agama Islam walaupun ibu yang sangat ia cintai dan hormatinya mogok makan karena ia memeluk Islam.
Apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mempunyai keteguhan seperti itu? . Faktor-faktor apa yang mereka punyai?. Bila dilihat benang merahnya adalah karena mereka dapat merasakan betapa manisnya iman itu. Apapun yang terjadi, rintangan apapun yang ada dan siksaan macam apapun, hal itu tidak akan dapat menggoyahkan pendiriannya.
Sering kita dengar bahwa iman itu sebagai nikmat yang paling besar atau hidayah yang paling tinggi, paling berharga yang diberikan Allah pada kita (QS: 3:164).
Sebagai perumpamaan dapat dilihat bagaimana anak kecil yang berumur 2 tahun menemukan kalung berlian. Mungkin kalung itu akan dimainkan dan dicampurkan dengan tanah atau malah dipisah dari talinya. Hal ini terjadi karena mereka tidak tahu bahwa kalung berlian itu sesuatu yang berharga. Begitu juga dengan orang-orang yang tidak mengenal secara baik apa iman itu dan bagaimana harus memperlakukannya.
Apakah perasaan atau kemampuan merasakan iman itu sebagai suatu nikmat monopoli para ulama, sahabat, ustazd dsbnya ?. Jadi Bagaimanakah cara merasakannya.
Rasulullah sendiri telah memberikan resepnya pada kita semua dalam sebuah hadis yang isinya kurang lebih menyebutkan bahwa barang siapa yang memiliki 3 hal, dia akan merasakan manisnya iman. Tiga hal itu adalah:
- Menjadikan Allah dan RasulNya sebagai yang ia cintai melebihi yang lainnya
- Mencintai seseorang karena Allah
- Dan tidak suka/ingin kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dicampakkan ke dalam api neraka
Segala beban derita akan terasa ringan dikala mencintai Allah SWT. Hanya ridho Allah yang menjadi tujuannya, seperti yangdialami oleh para sahabat di atas untuk tetap teguh berada di jalan Allah. Para sahabatpun begitu sangat mencintai Rasulullah. Misalnya bagaimana Abu Bakar, yang badannya telah babak belur dan luka luka setelah dipukul oleh kaum Quraish pertanyaan yang muncul pertama kali setelah sadar apa yang terjadi adalah ?Bagaimana keadaan Rasulullah??. Abu Bakar sendiri tidak peduli dengan keadaan tubuhnya saat itu. Yang ia pikirkan hanya Rasullah karena Rasulullah ada disampingnya sebelum ia dipukul oleh kaum Quraish. Begitu besarnya cintanya pada Rasulullah. Wujud cinta kita pada Rasulullah yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan sunnahnya .
Dengan mencintai saudara seiman , iman juga akan terasa manis. Salah satu hadist yang memperlihatkan pentingnya mencintai orang lain adalah ? Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Kalian belum beriman sampai kalian saling mencintai.......?
Kesimpulan yang dapat diambil adalah manisnya iman dapat dirasakan dengan mencintai Allah dan RasulNya serta membenci apa-apa yang di benci Allah dan RasulNya.
0 Tanggapan untuk "Manisnya Iman"
Post a Comment