Jangan Biarkan Hal-hal Kecil Menguasai Perasaan Anda
Tuesday, March 1, 2011
Tambahkan komentar
Diriwayatkan oleh Sa'id bin Janadah, ia berkata, "Tatkala Rasulullah saw serta para sahabat kembali dari peperangan Hunain, kami singgah di satu padang tandus." Lalu Nabi saw berkata, "Kumpulkanlah oleh kalian apa saja. Barangsiapa di antara kalian mendapatkan sesuatu, bawalah kemari. Barangsiapa menemukan tulang atau gigi, bawalah kemari."
Said melanjutkan, "Dalam watu sekejap kami telah berhasil mengumpulkan setumpukan besar benda-benda. Lantas Nabi saw bersabda, "Tidaklah kalian lihat benda-benda ini? Begitu juga halnya dosa-dosa yang berkumpul pada salah seorang kalian. Seperti apa yang telah kalian kumpulkan ini. Karena itu, hendaklah orang takut kepada Allah, janganlah ia berbuat dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, karena semuanya akan dihitung!"
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari hadits di atas? Antara lain, setiap kita harus mempertimbangkan lebih dulu baik buruk segala perbuatan yang akan dilakukan. Boleh jadi, karena kurang menaruh perhatian pada perbuatan yang dipandang kecil, namun adakalanya hal kecil itu dapat mengakibatkan keburukan yang besar.
Sebagaimana timbunan hal-hal kecil itu dapat mengancam kehidupan manusia, begitu juga membesar-besarkan yang kecil, juga sangat merugikan.
Allah akan mengampuni dosa-dosa kecil bagi orang mukmin yang selalu berupaya menghiasi amalnya dengan kesempurnaan sesuai kemampuan. Dia berfirman,
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kami menghapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkankamu ke tempat yang mulia (surga)." (QS. An-Nisa : 31)
Alangkah baiknya bila kita menerapkan kaidah penuh toleransi ini dalam pergaulan kita antar sesama. Tidak mengecilkan sesuatu yang mungkin menjadi besar, dan tidak membesarkan sesuatu yang mungkin sebenarnya kecil. Singkatnya, bersikap objektif dan proporsional.
Jika ada seorang suami merasa dongkol karena kekasaran istrinya, hendaklah diingatnya bahwa isterinya itu pun memiliki banyak sikap yang benar. Atau, jika seorang suami sedih melihat salah satu tingkah isterinya, hendaklah dilihatnya dari sisi lain bahwa isterinya itu juga menyenangkannya.
Dalam kaitan ini Rasululllah saw bersabda, "Janganlah seorang suami mu'min membenci isterinya yang mu'minah. Jika ia tidak menyukai salah satu sifat isterinya itu, tentu ada satu sifat lainnya yang akan menyenangkannya."
Benarlah apa yang pernah ditegaskan oleh Muhammad al-Ghazali, "Jangan Anda biarkan masalah-masalah kecil menguasai perasaan Anda". Seperti juga penelitian yang dilakukan oleh Joseph Sabeth, seorang hakim di Chicago yang pernah menjadi penasehat perkawinan dan berhasil menolong 40.000 pasangan yang tidak berbahagia. Ia mengatakan, "Sebagian besar ketidakbahagiaan dalam perkawinan disebabkan oleh hal-hal sepele!
Begitulah. Kalau kita perhatikan, salah tanggap, perasaan sensitif yang mudah tersinggung, terpancing emosi menghadapi suatu penghinaan dan perasaan semacamnya dapat menjadikan hal kecil menjadi besar. Dampaknya bisa sampai bentrok fisik hingga pertumpahan darah sampai pada kematian!
Apa jalan keluarnya?
Bersihkanlensa pikiran Anda sehingga Anda dapat menangkap gambar yang besar dari peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Kemudian tentukan gambar ini dalam zona pandangan yang lapang. Pandangan yang meletakkan kelebihan dan kekurangan pada kedudukan yang sama. Jangan melupakan kebaikan jika dilanda keburukan. Dengan cara inilah, ketidakbahagiaan yang diderita dalam jiwa akan sirna
Said melanjutkan, "Dalam watu sekejap kami telah berhasil mengumpulkan setumpukan besar benda-benda. Lantas Nabi saw bersabda, "Tidaklah kalian lihat benda-benda ini? Begitu juga halnya dosa-dosa yang berkumpul pada salah seorang kalian. Seperti apa yang telah kalian kumpulkan ini. Karena itu, hendaklah orang takut kepada Allah, janganlah ia berbuat dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, karena semuanya akan dihitung!"
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari hadits di atas? Antara lain, setiap kita harus mempertimbangkan lebih dulu baik buruk segala perbuatan yang akan dilakukan. Boleh jadi, karena kurang menaruh perhatian pada perbuatan yang dipandang kecil, namun adakalanya hal kecil itu dapat mengakibatkan keburukan yang besar.
Sebagaimana timbunan hal-hal kecil itu dapat mengancam kehidupan manusia, begitu juga membesar-besarkan yang kecil, juga sangat merugikan.
Allah akan mengampuni dosa-dosa kecil bagi orang mukmin yang selalu berupaya menghiasi amalnya dengan kesempurnaan sesuai kemampuan. Dia berfirman,
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kami menghapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkankamu ke tempat yang mulia (surga)." (QS. An-Nisa : 31)
Alangkah baiknya bila kita menerapkan kaidah penuh toleransi ini dalam pergaulan kita antar sesama. Tidak mengecilkan sesuatu yang mungkin menjadi besar, dan tidak membesarkan sesuatu yang mungkin sebenarnya kecil. Singkatnya, bersikap objektif dan proporsional.
Jika ada seorang suami merasa dongkol karena kekasaran istrinya, hendaklah diingatnya bahwa isterinya itu pun memiliki banyak sikap yang benar. Atau, jika seorang suami sedih melihat salah satu tingkah isterinya, hendaklah dilihatnya dari sisi lain bahwa isterinya itu juga menyenangkannya.
Dalam kaitan ini Rasululllah saw bersabda, "Janganlah seorang suami mu'min membenci isterinya yang mu'minah. Jika ia tidak menyukai salah satu sifat isterinya itu, tentu ada satu sifat lainnya yang akan menyenangkannya."
Benarlah apa yang pernah ditegaskan oleh Muhammad al-Ghazali, "Jangan Anda biarkan masalah-masalah kecil menguasai perasaan Anda". Seperti juga penelitian yang dilakukan oleh Joseph Sabeth, seorang hakim di Chicago yang pernah menjadi penasehat perkawinan dan berhasil menolong 40.000 pasangan yang tidak berbahagia. Ia mengatakan, "Sebagian besar ketidakbahagiaan dalam perkawinan disebabkan oleh hal-hal sepele!
Begitulah. Kalau kita perhatikan, salah tanggap, perasaan sensitif yang mudah tersinggung, terpancing emosi menghadapi suatu penghinaan dan perasaan semacamnya dapat menjadikan hal kecil menjadi besar. Dampaknya bisa sampai bentrok fisik hingga pertumpahan darah sampai pada kematian!
Apa jalan keluarnya?
Bersihkanlensa pikiran Anda sehingga Anda dapat menangkap gambar yang besar dari peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Kemudian tentukan gambar ini dalam zona pandangan yang lapang. Pandangan yang meletakkan kelebihan dan kekurangan pada kedudukan yang sama. Jangan melupakan kebaikan jika dilanda keburukan. Dengan cara inilah, ketidakbahagiaan yang diderita dalam jiwa akan sirna
0 Tanggapan untuk "Jangan Biarkan Hal-hal Kecil Menguasai Perasaan Anda"
Post a Comment