Ketika Kita Berdo'a
Tuesday, March 1, 2011
Tambahkan komentar
Allah Swt berfirman: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al Baqarah: 186)
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al Mu’min: 60).
Allah Swt telah berjanji, untuk mengabulkan segala permohonan hamba-Nya apabila ia berdo’a kepada-Nya. Namun sering terjadi, do’a seseorang seakan tidak dikabulkan, atau ketika dikabulkan tidak pada saat sesuai dengan yang diminta. Sehingga sering timbul sebuah pertanyaan “akan dikabulkankah do’a saya? Kapankah do’a saya akan terkabul? Mengapa do’a saya tidak dikabulkan? Dan sebagainya.
Terkadang manusia tidak memiliki kesabaran dan berharap do’anya dikabulkan saat itu pula, tak sabar menunggu dan kadang timbul prasangka buruk kepada Allah, baik dilakukan secara sadar maupun tidak. Syekh Ibnu Athoillah dalam kitab Al Hikam menjelaskan bahwa, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi dari do’anya seorang hamba. Kemungkinan pertama adalah do’anya dikabulkan saat itu juga, seperti do’anya tiga orang pemuda yang terjebak dalam gua yang pintunya tertutup oleh sebongkah batu. Maka batu yang menutup pintu gua itupun bergeser sedikit demi sedikit hingga terbuka secara sempurna ketika satu persatu dari pemuda yang terjebak itu memohon kepada Allah sambil mengutarakan perbuatan baiknya.
Kemungkinan kedua adalah do’a itu dikabulkan, tetapi pada saat yang dianggap lebih tepat oleh Allah, bukan pada saat yang diminta oleh seorang hamba, seperti do’anya Nabi Ibrahim yang memohon agar Mekah Al Mukarromah dijadikan negeri yang banyak dikunjungi manusia dan menjadi negeri yang kaya raya. Kini kita selalu dapat menyaksikan, betapa berjuta-juta orang datang berkunjung ke negri Mekah dari segala penjuru dunia untuk menunaikan haji memenuhi panggilan Allah Swt, dan negeri ini menjadi negeri yang kaya raya karena banyaknya cadangan minyak bumi yang ada di sana.
Kemungkinan ketiga adalah do’a itu tidak dikabulkan, tetapi diganti oleh Allah dengan sebuah kebaikan, sehingga seorang hamba yang rajin berdo’a dapat terhindara dari sebuah bencana atau cobaan dari-Nya.
Oleh karenanya, berdo’a dalam setiap kesempatan mutlak dilakukan oleh seorang mu’min, untuk mengharap pertolongan Allah, senantiasa dapat berjalan di jalan yang benar, dan terhindar dari bencana dan cobaan-Nya, disertai dengan rasa penuh harap kepada Allah dan penuh rasa takut kepada-Nya, serta tawakkal terhadap segala takdir yang ditentukan oleh-Nya setelah berusaha dan berdo’a. Sehingga tiada pernah ada prasangka buruk melintas dibenak kita kepada Sang Penentu, Rabb semesta alam Pencipta dan Pemilik kita. Wallahu 'a’lam bishshowaab.
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al Mu’min: 60).
Allah Swt telah berjanji, untuk mengabulkan segala permohonan hamba-Nya apabila ia berdo’a kepada-Nya. Namun sering terjadi, do’a seseorang seakan tidak dikabulkan, atau ketika dikabulkan tidak pada saat sesuai dengan yang diminta. Sehingga sering timbul sebuah pertanyaan “akan dikabulkankah do’a saya? Kapankah do’a saya akan terkabul? Mengapa do’a saya tidak dikabulkan? Dan sebagainya.
Terkadang manusia tidak memiliki kesabaran dan berharap do’anya dikabulkan saat itu pula, tak sabar menunggu dan kadang timbul prasangka buruk kepada Allah, baik dilakukan secara sadar maupun tidak. Syekh Ibnu Athoillah dalam kitab Al Hikam menjelaskan bahwa, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi dari do’anya seorang hamba. Kemungkinan pertama adalah do’anya dikabulkan saat itu juga, seperti do’anya tiga orang pemuda yang terjebak dalam gua yang pintunya tertutup oleh sebongkah batu. Maka batu yang menutup pintu gua itupun bergeser sedikit demi sedikit hingga terbuka secara sempurna ketika satu persatu dari pemuda yang terjebak itu memohon kepada Allah sambil mengutarakan perbuatan baiknya.
Kemungkinan kedua adalah do’a itu dikabulkan, tetapi pada saat yang dianggap lebih tepat oleh Allah, bukan pada saat yang diminta oleh seorang hamba, seperti do’anya Nabi Ibrahim yang memohon agar Mekah Al Mukarromah dijadikan negeri yang banyak dikunjungi manusia dan menjadi negeri yang kaya raya. Kini kita selalu dapat menyaksikan, betapa berjuta-juta orang datang berkunjung ke negri Mekah dari segala penjuru dunia untuk menunaikan haji memenuhi panggilan Allah Swt, dan negeri ini menjadi negeri yang kaya raya karena banyaknya cadangan minyak bumi yang ada di sana.
Kemungkinan ketiga adalah do’a itu tidak dikabulkan, tetapi diganti oleh Allah dengan sebuah kebaikan, sehingga seorang hamba yang rajin berdo’a dapat terhindara dari sebuah bencana atau cobaan dari-Nya.
Oleh karenanya, berdo’a dalam setiap kesempatan mutlak dilakukan oleh seorang mu’min, untuk mengharap pertolongan Allah, senantiasa dapat berjalan di jalan yang benar, dan terhindar dari bencana dan cobaan-Nya, disertai dengan rasa penuh harap kepada Allah dan penuh rasa takut kepada-Nya, serta tawakkal terhadap segala takdir yang ditentukan oleh-Nya setelah berusaha dan berdo’a. Sehingga tiada pernah ada prasangka buruk melintas dibenak kita kepada Sang Penentu, Rabb semesta alam Pencipta dan Pemilik kita. Wallahu 'a’lam bishshowaab.
0 Tanggapan untuk "Ketika Kita Berdo'a"
Post a Comment