Sedekah yang Baik
Tuesday, March 1, 2011
Tambahkan komentar
Istilah sedekah mengacu pada pemberian yang bersifat sukarela dan sunat hukumnya. Kata sedekah seakar dengan kata al-sidqu yang berarti benar. Ini mengandung makna bahwa orang yang bersedekah telah melakukan cara yang benar dalam menggunakan harta. Meskipun demikian, sedekah bukan hanya dengan menggunakan harta. Sikap yang baik dan menyenangkan hati sesama manusia termasuk sedekah. Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Senyum simpulmu kepada saudaramu ketika bertemu adalah sedekah.'' (HR Tirmidzi).
Islam menganjurkan pemeluknya banyak bersedekah karena hal itu tidak mendatangkan kerugian dan membuat orang jatuh miskin, tetapi memberikan manfaat positif dunia dan akhirat. Allah SWT akan mengganti yang disedekahkan dengan karunia lebih baik. Allah SWT berfirman, ''Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan, barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.'' (QS 34: 39).
Melalui sedekah, Muslim akan semakin dekat kepada Allah. Ia akan dibalas Allah SWT dengan karunia berupa kenikmatan surga di akhirat kelak. Allah SWT berfirman, ''Dan di antara orang-orang Arab Badwi itu, ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga-Nya). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 9: 99). Agar sedekah bermanfaat di dunia dan akhirat kita perlu memperhatikan beberapa ketentuan.
Pertama, sesuatu yang disedekahkan merupakan yang terbaik dan disenangi bagi yang memberikan dan menerimanya. Allah SWT berfirman, ''Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.'' (QS 76: 8). Kedua, sedekah dilakukan secara sukarela, ikhlas, dan tidak riya (pamer). Sedekah bertujuan menjalankan perintah Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya. Allah berfirman, ''Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanya untuk mengharapkan keridhoan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih.'' (QS 76: 9).
Ketiga, memberikan sedekah dengan wajar, tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir. Firman Allah SWT, ''Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.'' (QS 25: 67). Keempat, pemberian sedekah tidak bertujuan mendapatkan balasan kembali, baik dengan jumlah sama atau lebih banyak dari yang disedekahkan. Allah berfirman, ''Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.'' (QS 74: 6). Sedekah dengan karakteristik di atas perlu menjadi budaya Muslim sebagai wujud kesalehan, solidaritas sosial, dan bukti persaudaraan antara sesama kita. Apalagi saat ini banyak saudara-saudara kita yang miskin menunggu uluran tangan, bantuan, dan sedekah dari mereka yang mampu. Wallahu a'lam.
Islam menganjurkan pemeluknya banyak bersedekah karena hal itu tidak mendatangkan kerugian dan membuat orang jatuh miskin, tetapi memberikan manfaat positif dunia dan akhirat. Allah SWT akan mengganti yang disedekahkan dengan karunia lebih baik. Allah SWT berfirman, ''Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan, barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.'' (QS 34: 39).
Melalui sedekah, Muslim akan semakin dekat kepada Allah. Ia akan dibalas Allah SWT dengan karunia berupa kenikmatan surga di akhirat kelak. Allah SWT berfirman, ''Dan di antara orang-orang Arab Badwi itu, ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga-Nya). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 9: 99). Agar sedekah bermanfaat di dunia dan akhirat kita perlu memperhatikan beberapa ketentuan.
Pertama, sesuatu yang disedekahkan merupakan yang terbaik dan disenangi bagi yang memberikan dan menerimanya. Allah SWT berfirman, ''Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.'' (QS 76: 8). Kedua, sedekah dilakukan secara sukarela, ikhlas, dan tidak riya (pamer). Sedekah bertujuan menjalankan perintah Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya. Allah berfirman, ''Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanya untuk mengharapkan keridhoan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih.'' (QS 76: 9).
Ketiga, memberikan sedekah dengan wajar, tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir. Firman Allah SWT, ''Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.'' (QS 25: 67). Keempat, pemberian sedekah tidak bertujuan mendapatkan balasan kembali, baik dengan jumlah sama atau lebih banyak dari yang disedekahkan. Allah berfirman, ''Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.'' (QS 74: 6). Sedekah dengan karakteristik di atas perlu menjadi budaya Muslim sebagai wujud kesalehan, solidaritas sosial, dan bukti persaudaraan antara sesama kita. Apalagi saat ini banyak saudara-saudara kita yang miskin menunggu uluran tangan, bantuan, dan sedekah dari mereka yang mampu. Wallahu a'lam.
0 Tanggapan untuk "Sedekah yang Baik"
Post a Comment