Kisah Seorang Anak
Wednesday, February 8, 2012
Tambahkan komentar
Diceritakan dari
Hasan Al-Bashri, bahwasanya ia sedang duduk di pintu rumahnya tiba-tiba ada
jenazah seorang lelaki di belakangnya di iringkan para manusia. Seorang
putrinya ikut mengantarkan di bawah usungan jenazah itu dengan menguraikan
rambutnya sambil menangis. Hasan Al-Bashri lalu bangun dan ikut mengantarkan
jenazah itu.
Wanita tadi berkata "Hai bapakku, selama umurku aku sudah tidak akan menghadapi hari seperti ini."
Hasan Al-Bashri berkata : "Kamu sudah tidak akan menghadapi ayahmu seperti hari ini". Hasan Al-Bashri lalu menyembahyangkan kemudian pulang.
Pada pagi harinya Hasan Al-Bashri shalat subuh, dan waktu matahari terbit ia duduk di pintu rumahnya. Tiba-tiba ia melihat putri itu menangis dan pergi ke kubur bapaknya untuk menziarahinya. Hasan berkata : "Anak putri ini anak yang diberi hikmah, aku akan mengikutinya barangkali ia berbicara dengan ucapan yang bermanfa'at bagiku' Hasan Al-Bashri terus menyertainya.
Setelah putri itu sampai di kuburan bapaknya Hasan Al-Bashri bersembunyi dari pandangannya di bawah pohon berduri agar dia tidak terlihat Putri itu terus merangkul kubur bapaknya sambil meletakkan pipinya pada tanah seraya mengatakan : "Hai bapakku, bagaimana engkau bermalam sendirian dalam kegelapan kubur tanpa lampu dan tiada orang yang menyenangkan!
Aduhai ayahku, sayalah yang menerangi lampu engkau kemarin malam. Maka siapakah yang menerangi lampu engkau tadi malam?
Sayalah yang mengalasimu kemarin malam, lalu siapakah yang mengalasimu tadi malam!
Aduhai bapakku, akulah yang menyelimuti kedua tangan dan kakimu kemarin malam, maka siapakah yang menyelimutimu tadi malam!
Hai ayah, akulah yang meminumi engkau kemarin malam lalu siapakah yang memberi minum engkau tadi malam!
Hai ayah, akulah yang membolak-balikkanmu dari arah kanan ke kiri. Maka siapakah yang membolak-balikkan engkau tadi malam!
Hai ayahku, akulah yang menutupi auratmu ketika telanjang kemarin malam, lalu siapa yang menutupimu tadi malam!
Hai ayahku, akulah yang membayangkan mukamu kemarin malam, maka siapakah yang membayangkan mukamu tadi malam!
Hai Bapakku, engkau kemarin malam memanggil aku lalu aku menjawab. Maka siapa yang engkau panggil dan yang menjawab engkau tadi malam!
Hai ayahku, sewaktu engkau menginginkan makanan akulah yang mengambilkannya kemarin malam, maka apakah engkau menginginkan makanan tadi malam dan siapakah yang memberi makanan tadi malam!
Hai ayahku, akulah yang memasakkan makanan untukmu maka siapakah yang memasakkan makanan untukmu tadi malam?".
Setelah Hasan Al-Bashri mendengar ucapan anak putri seperti itu, maka ia menangis dan menampakkan dirinya kepada wanita tadi dan mendekatinya seraya berkata : "Hai sang putri, janganlah anda mengucapkan perkataan-perkataan seperti itu, tetapi katakanlah : "Hai ayah, kemarin aku menghadapkanmu ke kiblat. Maka apakah engkau masih tetap menghadap kiblat atau sudah berpaling? Hai ayahku, aku mengkafanimu dengan kafan yang baik, maka apakah kafan itu masih tetap atau sudah terlepas! Hai ayahku, aku meletakkan tubuhmu dalam kubur dalam keadaan masih utuh, lalu apakah sekarang masih utuh seperti dulu apa sudah dimakan sindat!".
Dan ucapkanlah : "Hai ayahku, para Ulama telah berkata : "Seorang hamba akan ditanya tentang iman, sebagian mereka ada yang dapat menjawab dan yang lain tidak dapat. Maka apakah engkau dapat menjawab tentang iman atau tak dapat menjawab?
Hai ayahku, para ulama mengatakan : "Kubur itu ada yang diperluas untuk sebagian penghuninya dan ada yang disempitkan alas sebagian mereka. Maka apakah engkau diperluas atau disempitkan kubumya?
Hai ayahku, bahwasanya ulama mengatakan : "Sebagian penghuni kubur itu ada yang diganti kafannya dari kafan syurga dan ada yang diganti dengan kafan neraka". Maka apakah kafanmu itu diganti kafan dari neraka atau dari syurga!
Hai ayahku, ulama mengatakan : "Kubur itu Suatu pertamanan dari pertamanan-pertamanan syurga atau suatu jurang dari jurang-jurang neraka".
Hai ayahku, bahwasanya para ulama-berkata : "Kubur itu mendekap sebagian penghuninya sebagaimana mendekapnya seorang ibu pada anaknya, dan ada yang murka serta menjepit sebagian penghuninya sehingga remuk redamlah tulang iganya". Maka kubur ini mendekap atau memurkaimu?
Hai ayahku, bahwasanya ulama berkata : "Semua orang yang berada dalam kubur pasti menyesal. Bagi orang yang bertakwa sama menyesali karena merasa kurang banyak kebaikannya. Sedangkan orang yang ahli maksiat menyesali kejahatannya". Maka apakah engkau menyesali perbuatan jahat atau menyesali karena hanya sedikit amal kebaikannya?
Hai ayahku, kemarin saya memanggil-manggil engkau dan engkaupun menjawabku. Kini telah lama sekali aku memanggilmu di atas kepala kuburmu, maka bagaimana aku tidak mendengar suara jawabanmu?
Hai ayahku, engkau sudah tidak akan berjumpa lagi denganku sampai hari kiamat. Ya Allah, janganlah Engkau menghalangiku untuk bertemu ayahku besuk hari kiamat!".
Wanita tadi lalu berkata kepada Al-Hasan : "Hai Al Hasan, saya sangat berterima kasih atas kebaikanmu mengingatkan ucapanku pada ayahku, dan terima kasih atas kebaikanmu mengingatkan tidurnya orang yang sama lupa".
Akhirnya wanita itu pulang bersama Al Hasan dengan menangis.
Rasulullah saw. bersabda : "Pada hari kiamat Allah Ta'ala menutupi antara seorang hamba dan para manusia. Lalu buku catatan amal kebaikannya diserahkan dan disuruh membacanya. Selelah ia membacanya maka Allah Ta,ala berkata : "Apa yang kamu lihat?"
Hamba menjawab : "Saya melihat kebaikan yang banyak".
Allah Ta'ala bertanya : "Apakah ada sesuatu yang kurang dari kebaikan itu?"
Hamba menjawab : "Tidak".
Kemudian kitab catatan amal kejahatannya diserahkan kepadanya, ia disuruh membaca lalu iapun membacanya. Maka Allah Ta'ala berkata : "Apa yang kamu lihat?".
Jawab hamba : "Saya melihat banyak kejelekan".
Allah Ta'ala bertanya: "Apa kamu sudah mengerti?"
Hamba menjawab : "Benar saya mengerti".
Allah Ta'ala bertanya: "Apakah ada sesuatu amalmu di tambah?'.
Jawabnya : "Tidak".
Kemudian ia diberi selembar kertas untuk dibaca lalu ia membacanya. Maka Allah Ta'ala berkata padanya: "Apa yang kamu lihat?" Hamba menjawab : "Aku melihal kebaikan yang banyak".
Allah Ta'ala bertanya : "Apakah kamu tahu amal-amal kebaikan yang kamu baca itu?"
Hamba menjawab : "TIdak".
Kemudian Allah Ta'ala berfirman kepadanya : "Jadi amal-amal kebaikan ini dari sebab orang-orang yang menganiaya kamu, menyakitimu, dan mereka mengambil hartamu tanpa sepengetahuanmu".
0 Tanggapan untuk "Kisah Seorang Anak"
Post a Comment