Mahar Mahal Nikah Batal? No Way!
Wednesday, February 8, 2012
Tambahkan komentar
Sejak awal Allah
'Azza wa Jalla mencanangkan syariat pernikahan, tujuan paling mendasarnya
adalah agar manusia menutup rapat-rapat pintu perzinahan. Dengan kata lain
Islam sangat mengapresiasi program percepatan nikah bagi para pemuda. Karena
hanya dengan jalur pernikahan saja basis bangunan keluarga menjadi kokoh.
Bila seorang telah menikah, kata Nabi SAW, maka ia telah melaksanakan separuh dari diennya.
Wajar bila slogan "permudah pernikahan tutup rapat-rapat pintu perzinahan" menjadi wacana Islam paling awal untuk membangun masyarakat yang sehat. Karena hanya dari kumpulan keluarga sehat, lahir masyarakat yang kuat (lahir dan batin). Selanjutnya dari masyarakat yang kuat, akan tumbuh dan berkembang peradaban manusia yang mulia.
Islam menjelaskan tentang makna strategis pernikahan. "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. (Q.S 24 : 32-33)
Dalam hadistnya Rasulullah SAW berpesan; "Wahai para pemuda, jika di antara kalian telah mampu menikah, menikahlah. Maka jika belum sanggup, berpuasalah. Karena dengan puasa itu akan menjagamu dari dosa."
Perintah menahan diri bagi yang belum sanggup menikah, memang sangat mungkin berjalan efektif dalam suasana yang kondusif. Artinya atmosfer di mana para pemuda berkiprah, nilai-nilai etika dan moral masih dijunjung tinggi. Al Qur'an sendiri, di satu sisi memerintahkan pada laki-laki dan wanita untuk menundukkan pandangannya dari melihat hal-hal yang dapat merangsang birahi. Tapi di sisi lain, Al Qur'an juga memerintahkan kaum wanita menutup rapat-rapat auratnya. Perintah menundukkan pandangan yang diikuti pengkondisian atmosfer pergaulan dari perilaku bejat, memang jadi klop.
Berbanding terbalik dengan seruan Islam, celakanya atmosfer kehidupan saat ini justru direkayasa untuk menyeru manusia melakukan perzinahan. Sehingga peluang orang untuk menahan pandangannya kian tertutup. Justru sebaliknya, berbagai perilaku, jargon, dan tontonan, dengan vulgarnya sengaja diciptakan untuk memancing-mancing birahi manusia. Apabila terjadi, suatu masyarakat lebih suka berzinah ketimbang menikah, maka tunggulah kehancuran masyarakat tersebut.
Karena itu, jalan paling mungkin saat ini untuk menyelamatkan masyarakat dari kehancuran moral, semua orang yang sadar harus berupaya memudahkan pernikahan. Dimulai dari para keluarga, tanpa menggantungkan diri pada pemerintah. Bila tarif adminstrasi pernikahan yang ditetapkan oknum pemerintah masih tinggi, setidaknya para keluarga tidak usah ikut-ikutan pasang tarif tinggi. Tinggalkanlah cara-cara adat jika hanya membebani pihak-pihak yang akan melangsungkan pernikahan. Ringankanlah mahar. Dukung dan permudahlah pernikahan anak-anak kita.
Soal menyederhanakan mahar, Rasulullah berpesan; "Janganlah mempermahal mahar. Sesungguhnya kalau laki-laki itu mulia di dunia dan taqwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR Ash-habus Sunan).
Kepada mereka yang masih memasang tarif tinggi soal mahar, Asy-Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi menguraikan secara panjang lebar masalah itu, dan menutupnya dengan kalimat; "Kepada segenap kaum Muslimin saya berseru; kita diharamkan merintangi pernikahan dengan cara demikian itu."
Ingat juga peringatan Abdul Hamid Kisyik, seorang ulama Mesir yang memiliki pena tajam. Beliau berkata; "Jika mahar dibuat mahal, akhirnya menyebabkan kerusakan dan keresahan di muka bumi, hal itu tidak lagi mendatangkan maslahat bagi umat. Karena itu, wanita yang paling kecil dan sedikit maharnya justru memiliki keagungan dan mendapat kebarokahan yang amat besar."
Semua pihak pasti memiliki kepentingan dengan keluarga yang sehat dan kokoh. Baik individu, masyarakat, negara, bangsa, dan bahkan seluruh penduduk dunia. Karena itu, permudahlah pernikahan dan tutup rapat-rapat pintu perzinahan. Wallahu a'lamu bish showwab.
0 Tanggapan untuk "Mahar Mahal Nikah Batal? No Way!"
Post a Comment