Nasihat yang Keras dan Kasar
Wednesday, February 8, 2012
Tambahkan komentar
Khalifah Harun
ar-Rasyid mengajarkan kepada al-Ashma'i tentang prinsip-prinsip dan kaidah nahi
munkar terhadap penguasa (pejabat).
Suatu ketika seorang da'i yang tidak mengetahui sedikit pun tentang
prinsip-prinsip itu mendatangi khalifah dan menasihatinya dengan kata-kata
keras dan kasar. Meskipun ar-Rasyid menyenangi para ulama dan sering
duduk-duduk bersama sambil mendengarkan nasihat mereka, lain halnya dengan
seorang yang satu ini.
Ar-Rasyid berkata kepadanya, "Cobalah engkau berbicara dengan baik dan
objektif kepadaku."
Da'i itu menjawab, "Itu adalah yang paling minimal bagimu."
Ar-Rasyid, "Cobalah beritahu kepadaku siapa yang lebih jahat, aku atau
Fir'aun?"
Sang da'i, "Fir'aun."
Ar-Rasyid, "Siapakah yang lebih baik, engkau atau Musa bin Imran?"
Sang da'i, "Musa."
Ar-Rasyid, "Apakah engkau tidak tahu ketika Allah SWT mengutus Musa dan
saudaranya Harun kepada Fir'aun? Allah berpesan kepada keduanya, "Maka
bicaralah kamu berdua kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut."
Sang da'i, "Ya, aku tahu."
Ar-Rasyid, "Itu adalah Fir'aun yang penuh dengan kesombongan dan
kezaliman, sementara engkau datang kepadaku dengan keadaan begitu. Aku
melaksanakan kewajiban-kewajibanku terhadap Allah, aku hanya menyembah kepada
Allah. Aku menaati hukum-hukum, perintah dan larangan-Nya, sedangkan engkau
menasihatiku dengan nada yang keras dan kata-kata yang kasar tanpa tata krama
dan akhlak. Engkau tidak akan aman dan selamat jika aku menangkapmu. Dan jika
engkau telah menawarkan jiwamu, berarti engkau sudah tidak memerlukannya
lagi."
Sang da'i, "Aku telah bersalah, wahai Amirul Mukminin dan aku minta
maaf."
Ar-Rasyid, "Semoga Allah mengampunimu."
Kemudian Khalifah memberinya uang dua puluh ribu dirham, tetapi sang da'i
menolak menerimanya.
0 Tanggapan untuk "Nasihat yang Keras dan Kasar"
Post a Comment