Sang Pengajak
Wednesday, February 8, 2012
Tambahkan komentar
Sejak hari pertama
Nabi menyebarkan dakwahnya, ia telah memproklamasikan kekufuran seluruh
penghuni bumi kecuali yang mau beriman dan bersedia menerima risalahnya. Mereka
yang tidak beriman dinyatakan sesat dan bakal mendiami neraka selama-lamanya.
Ketegasan sikap ini tidak pernah disembunyikannya semenjak awal meskipun karena
itu ia ditentang oleh seluruh umat manusia, terutama kaum musyrikin Arab,
Yahudi, Nasrani, Majusi Persia, dan bangsa-bangsa lainnya. Gaung ledakan
pernyataan tersebut menyebabkan semua orang tercengang dan menaruh perhatian
sehingga mampu membuka mata dan telinga mereka.
Hal ini amat wajar. Bagaimana semua golongan manusia tidak terbeliak dan harus mendengarkan, sedangkan dengan lantang ia berseru, "Kalian adalah orang-orang kafir apabila tidak mau menghiraukan ajakanku dan menerima panggilanku. Ketahuilah, Allah itu Penciptamu, dan aku diutus-Nya kepadamu sebab aku bertugas memberi peringatan bagi seluruh alam. Agamaku ini akan mengalahkan semua agama dan menghancurkan paganisme salah:
Ucapan ini tidak saja didengarkan manusia, bahkan mengguncangkan batu-batu granit dan bukit-bukit. Dengan demikian Nabi telah berhasil menjadikan dunia terperangah mendengarkan ajakannya. Ia pun dituduh gila. Betapa tidak? la seorang Nabi yang kala itu hanya mempunyai sejumlah kecil pengikut yang rata-rata kaum lemah dan tertindas. Bagaimana mungkin ia akan bisa melangkah tenang di celah kekuasaan Romawi dan Parsi yang raksasa sambil mengumumkan bahwa agama kedua gergasi itu tersesat?
Bahkan ia meramalkan secara terbuka tentang akan leburnya kekuasaan dan singgasana mereka serta bakal munculnya kebudayaan baru yang bertauhid atas puing-puing mereka. Terbukti, itulah yang terjadi. "Kesintingan" itu malah mendorong manusia untuk segera mengetahui, macam apa "orang gila" itu, dan seperti apa ajaran yang aneh, blak-blakan, dan mempunyai kekuatan ampuh itu. Inilah langkah pertama gebrakan komunikasi massa yang sukses dari Nabi dan diperhatikan para komunikan atau sasaran dakwahnya.
Dalam hubungan antarmanusia. massa hanya akan menerima pesan komunikasi sesudah melihat sampai di, mana komunikator dapat dipercaya dan sejauh mana jarak mereka dengan sasaran yang hendak dicapai. Bila masyarakat sebagai komunikan. telah menaruh kepercayaan kepada pendakwah selaku komunikator dan meyakini kebenaran dakwah atau pesan yang disampaikannya, maka masyarakat akan cepat menerima ucaparinya dan bersedia masuk ke dalam lingkup dak- wahnya. Tentu saja jika dakwahnya itu sendiri bisa meyakinkan dan dapat diterima dengan senang hati.
Banyak juga anggota masyarakat yang tertarik kepada suatu kebenaran yang ditawarkan, tetapi setelah mereka Jerasakan adanya pamrih tertentu di belakang tawaran tersebut, mereka pun kemudian berbalik menentang dan menutup telinga. Oleh karena itu, Nabi saw. sejak hari pertama menyampaikan dakwahnya menjadikan masalah pokok itu sebagai titik perhatiannya, yakni pentingnya sumber yang terpercaya dalam pesan komunikasi. Dari awal masa tugasnya, masyarakat sudah mengenalnya sebagai al-amin, orang yang dapat memegang amanah, yang bisa dipercaya, dan mempunyai ketulusan hati serta tidak menyimpan maksud-maksud tertentu dalam kejujurannya.
Pada perjumpaan massal yang pertama, ia menjajaki dulu bagaimana pandangan massa kepada sang sumber pesan. Adakah mereka telah berketetapan hati untuk menilai dirinya sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya? Untuk itu ia berdiri di puncak bukit Shafa, lalu berseru, "Washbahal Washbahal "yakni ungkapan bangsa Arab untuk memperingatkan adanya ancaman bahaya dan peperangan. Mendengar seruan itu, semua suku yang bermukim di Mekkah segera berkumpul di sekelilingnya. Sesudah mereka hadir seluruhnya, ia lantas berkata lantang, "Wahai, bani Hasyim! Wahai bani Abdi Manaf! Wahai bani Lu'ay!" disusul dehgan menyebut nama kabilah-kabilah lainnya. Kepada mereka nabi bertanya: "Sekiranya kukatakan kepada kalian bahwadi balik lembah itu terdapat seekor kuda sedangg mengintai untuk menyerang percayakah kalian kepadaku?" Mereka menjawab….Kami belum pemah merasakan kebohonganmu.
Dengan jawaban itu Nabi dapat mengukur kekuatannya terhadap massa, sampai di mana konsensus mereka atas ketulusan hati dan keikhlasannya. Penjajakan ini diperlukan sebab massa yang telah terikat konsensus tersebut adalah yang hendak diajak kepada Islam . Ibarat bangunan, konsensus itu merupakan landasan bagi tegaknya dakwah yang akan disampaikan. dan pintu tempat ia akan melangkah memasuki pemikiran dan perasaan mereka, menyusupi otak dan hati mereka.
Keterpercayaan sumber pesan atau komunikator adalah syarat mutlak bagi keterbukaan menerima berita atau pesan komunikasi. dan tidak diragukan lagi. syarat ini tidak bisa dlbantah dalam ajaran Islam sebab dilakukan sendiri oleh Nabi. Untuk Itu Nabi merelakan dirinya membuktikan kebenaran ajarannya. Dengan contoh keteladanan la berbicara, bukan hanya dengan lisan. melainkan dengan data dan fakta. Ia bersedla menderita kelaparan untuk memberi tahu bahwa pada hakikatnya kebahaglaan manusia tidak terletak pada kepuasan jasmaniah belaka, tetapi ada sisi lain dari kehidupan manusla, yaitu kepuasan rohaniah. Ia hidup amat bersahaja untuk memberikan informasi bahwa kebesaran dan keagungan manusla bukan terletak pada harta dan kekuasaan, melainkan pada pengamalan dari amanat yang dibebankan kepadanya.
Ia bergaul dengan rakyat kecil, menyatu dengan mereka, dengan segala sifat dan perilakunya yang jauh darl keningratan. untuk mengajarkan kepada para pemimpin bahwa kepatuhan rakyat bukan terletak pada sikap otoriter dan mendindingi diri dari mereka. Ia mengasihi istrinya melebihi suami yang paling mesra di seantero jagat raya untuk memberi amaran kepada para penguasa lainnya bahwa dalam memimpin negara dan umat jangan hendaknya membengkalaikan nasib keluarga sendiri.
Ia mencintai anak-anak dan para cucunya untuk menjadi contoh bahwa menyelamatkan rumah tangga agar tetap serasi dan bahagia sama pentingnya dengan tugas-tugas kenegaraan dan keagamaan. Ya, Muhammad adalah komunikator, yang tampil tidak cuma secara auditif, tetapi juga secara visual. Lebih dari itu, ia adalah komunikator yang tidak terpisah dari komunikan dan pesan-pesannya.
0 Tanggapan untuk "Sang Pengajak"
Post a Comment