Berpikir Kritis Sesuai Q.S. Ali Imran/3:190-191
Friday, July 24, 2020
23 Komentar
“Apakah mereka tidak memperhatikan, bagaimana unta diciptakan?” (Q.S. al-Ghasyiyah /88:17)
Tidak ada satu makhluk Allah yang tidak berguna, itu pasti. Persoalannya hanyalah pada keterbatasan kemampuan manusia dalam mengungkap manfaat dan misterinya. Salah satunya dan yang secara tegas menantang manusia adalah fakta tentang unta.
Salah satu fakta tentang unta yang masih menjadi misteri adalah kemampuannya bertahan hidup di padang pasir yang panas tanpa air dalam waktu lama, hingga sekitar satu setengah bulan. Cukup lama fakta ini menjadi misteri yang membingungkan para ilmuwan.
Pada akhirnya, para pakar fisiologi dan biologi telah menemukan jawaban dari misteri tersebut, yaitu bahwa unta ternyata memiliki kemampuan untuk memproduksi air dari lemak yang terdapat dalam punuknya melalui proses kimiawi, yang tidak dapat ditandingi oleh industri yang ada di dunia. Unta menyimpan cadangan air di punuknya. Jika unta menyimpannya di bawah kulit seperti manusia, maka suhu tubuh akan meningkat drastis dan berakibat fatal. Unta mampu menyimpan lemak di punuknya sekitar 120 kg, dengan jumlah cadangan lemak sebanyak ini unta mampu bertahan hidup tanpa air selama satu setengah bulan. Subhanallah… dan masih banyak misteri lain tentang unta, baik yang sudah terungkap maupun yang belum.
Perhatikan realitas kehidupan dan fenomena alam berikut!
1. Nyamuk yang diciptakan dengan sayap dan bisa terbang ternyata justru menjadi makanan cicak dan katak yang tidak dapat terbang. Apa makna dari penciptaan tersebut menurut pendapatmu?
2. Di samping makhluk-makhluk berbadan besar seperti gajah dan semisalnya, Allah juga menciptakan makhluk yang super kecil, bahkan yang tidak terlihat mata. Berangkat dari keyakinan bahwa semua makhluk yang diciptakan Allah pasti ada manfaatnya, telusuri di berbagai sumber untuk menemukan manfaat makhluk-makhluk mikro tersebut bagi kehidupan manusia!
3. Petir dikatakan dalam ayat al-Qur’an sebagai alat untuk melempar setan, sedangkan dalam pandangan ilmu pengetahuan, hal itu terjadi karena adanya gesekan arus listrik. Dengan keyakinan bahwa kebenaran ilmiah akan selalu sejalan dengan kebenaran al-Qur'±n,bagaimana memadukan kedua konsep tersebut?
A. Perintah Berpikir Kritis
Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.
Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.
1. Ayat al-Qur’an tentang Perintah Berpikir Kritis
Salah satu fakta tentang unta yang masih menjadi misteri adalah kemampuannya bertahan hidup di padang pasir yang panas tanpa air dalam waktu lama, hingga sekitar satu setengah bulan. Cukup lama fakta ini menjadi misteri yang membingungkan para ilmuwan.
Pada akhirnya, para pakar fisiologi dan biologi telah menemukan jawaban dari misteri tersebut, yaitu bahwa unta ternyata memiliki kemampuan untuk memproduksi air dari lemak yang terdapat dalam punuknya melalui proses kimiawi, yang tidak dapat ditandingi oleh industri yang ada di dunia. Unta menyimpan cadangan air di punuknya. Jika unta menyimpannya di bawah kulit seperti manusia, maka suhu tubuh akan meningkat drastis dan berakibat fatal. Unta mampu menyimpan lemak di punuknya sekitar 120 kg, dengan jumlah cadangan lemak sebanyak ini unta mampu bertahan hidup tanpa air selama satu setengah bulan. Subhanallah… dan masih banyak misteri lain tentang unta, baik yang sudah terungkap maupun yang belum.
Perhatikan realitas kehidupan dan fenomena alam berikut!
1. Nyamuk yang diciptakan dengan sayap dan bisa terbang ternyata justru menjadi makanan cicak dan katak yang tidak dapat terbang. Apa makna dari penciptaan tersebut menurut pendapatmu?
2. Di samping makhluk-makhluk berbadan besar seperti gajah dan semisalnya, Allah juga menciptakan makhluk yang super kecil, bahkan yang tidak terlihat mata. Berangkat dari keyakinan bahwa semua makhluk yang diciptakan Allah pasti ada manfaatnya, telusuri di berbagai sumber untuk menemukan manfaat makhluk-makhluk mikro tersebut bagi kehidupan manusia!
3. Petir dikatakan dalam ayat al-Qur’an sebagai alat untuk melempar setan, sedangkan dalam pandangan ilmu pengetahuan, hal itu terjadi karena adanya gesekan arus listrik. Dengan keyakinan bahwa kebenaran ilmiah akan selalu sejalan dengan kebenaran al-Qur'±n,bagaimana memadukan kedua konsep tersebut?
A. Perintah Berpikir Kritis
Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.
Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.
1. Ayat al-Qur’an tentang Perintah Berpikir Kritis
Salah satu mukjizat al-Qur’an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Imran/3:190-191 berikut:
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.
Penerapan Tajwid
3. Asbabun Nuzul
At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orang-orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”.
Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.”
At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orang-orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”.
Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.”
Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini (Q.S. Al-Imran/3:190-191), mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan,dan matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya.
4. Tafsir/Penjelasan Ayat
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.
Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa Anda menangis, padahal Allah Swt. Telah mengampuni dosa-dosa Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.?” dan bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian beliau berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.”
Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang berakal
Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya.
Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menantang manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu (dalam enam masa).
Terkait dengan penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qur’an dan sains Modern (tahun 2003), sebagai berikut:kata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”. Sedangkan “ayyam” bisa diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”.
Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an,Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” (Inggris). Sementara Abdu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa. Sehingga kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”.
Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut: Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce). Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya terus mengembang. Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet.
Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar (precession) mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Semua saling terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas.
Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas. Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. sehingga kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah (ritual dan sosial) dengan ikhlas.
B. Hakekat Berpikir Kritis
Definisi tentang berpikir kritis disampaikan oleh Mustaji. Ia memberikan definisi bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Salah satu contoh kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan “membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah, seperti memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis terhadap kondisi yang ada hari ini.
Dalam Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu di akhirat. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah tahu bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita, harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan dilakukan perbuatan yang akan menempatkan kita di posisi yang rendah di akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”, itulah motto yang harus menjadi acuan orang “cerdas”. Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut:
Artinya: Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).
Dalam hadis ini Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun.
Jika indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak bisa baca tulis, tetapi karena kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan.
Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia. Jadi, kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan dunia yang mudah direkayasa, sedangkan pengadilan Allah di akhirat yang tidak ada tawar-menawar malah ”diabaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di atas dikatakan sebagai orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh adalah orang-orang lemah.
Orang yang cerdas juga tahu bahwa kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga. Oleh karena itu, ia akan selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda. Rasulullah saw. bersabda:
Dalam hadis ini Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun.
Jika indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak bisa baca tulis, tetapi karena kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan.
Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia. Jadi, kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan dunia yang mudah direkayasa, sedangkan pengadilan Allah di akhirat yang tidak ada tawar-menawar malah ”diabaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di atas dikatakan sebagai orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh adalah orang-orang lemah.
Orang yang cerdas juga tahu bahwa kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga. Oleh karena itu, ia akan selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda. Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” (HR. at-Tirm³z³ dan beliau berkata: Hadis hasan)
Dalam hadis di atas Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan tidak menunda-nunda untuk beramal salih. Rasulullah menyebut tujuh macam peristiwa yang buruk untuk menyadarkan kita semua, pertama, kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah karena sibuk mencari penghidupan (harta). Kedua, kekayaan yang membuat kita menjadi sombong karena menganggap semua kekayaan itu karena kehebatan kita.Ketiga, sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau bahkan cacat. Keempat, masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak berdaya. Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi manfaat. Keenam, datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk karena menjadi fitnah bagi manusia. Ketujuh, hari kiamat, bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.
Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah dalam dua hadis di atas adalah mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian (akhirat), karena “dunia tempat menanam dan akhirat memetik hasil (panen)”. Oleh karena itu, jika kita ingin memetik hasil di akhirat, jangan lupa bercocok tanam di dunia ini dengan benih-benih yang unggul, yaitu amal salih.
C. Manfaat Berpikir Kritis
1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.;
2. Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia;
3. Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. Dalam mengembangkan IPTEKS;
4. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian);
5. Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam;
6. Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta;
7. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan;
8. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner;
9. Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat, dengan meningkatkan amal salih dan menekan /meninggalkan kemaksiatan.
Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur’an dan hadis di atas ialah:
1. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat;
2. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi manusia;
3. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur’an secara lebih mendalam bersama para pakar di bidang masing-masing;
4. Menjadikan ayat-ayat al-Qur’an sebagai inpirasi dalam melakukan penelitianpenelitian ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam;
5. Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan IPTEK;
6. Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia;
7. Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya;
8. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner;
9. Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. Atas semua anugerah-Nya;
10. Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespons semua gejala dan fenomena alam yang terjadi.
Rangkuman
1. Q.S. Al-Imran /3:190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt.;
2. Orang-orang yang berakal dalam ayat yang ke-191 adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan;
3. Tidak ada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia-sia, semuanya mengandung makna, manfaat, dan pelajaran berharga bagi orang yang mau merenungkannya;
4. Orang yang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai pada kehidupan di akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan kedua itu;
5. Pentingnya mengadakan perenungan tentang ayat-ayat Allah Swt. dalam al- Qur’an untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan menemukan makna yang tersembunyi;
6. Pentingnya mengadakan perenungan tentang ayat-ayat kauniyah (alam semesta) untuk mendapat inspirasi dalam mengembangkan IPTEK;
7. Pentingnya mengadakan penelitian terhadap fenomena alam semesta untuk mengungkap misteri-misteri yang terdapat pada aneka ragam makhluk ciptaan Allah Swt.
Nama:Puspa Sukma P
ReplyDeleteKelas :XII IPS 2
No. :17
Q.S.Ali'Imran 3:159 menjelaskan bahwa musyawarah termasuk salah satu sifat orang yang beriman ,karena sifat orang yang beriman dapat dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari.
orang-orang berakal akan senantiasa selalu mengingat allah swt yang dijelaskan dalam Q.S.Ali'Imran 191.
Orang yang cerdas akan mengisi kehidupan sehari -hari denaga hal-hal baik yang akan membawa kita dijalan yang baik sampai kehidupan diakhirat.
Nama:Puspa Sukma P
ReplyDeleteKelas :XII IPS 2
No. :17
Q.S.Ali'Imran 3:159 menjelaskan bahwa musyawarah termasuk salah satu sifat orang yang beriman ,karena sifat orang yang beriman dapat dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari.
orang-orang berakal akan senantiasa selalu mengingat allah swt yang dijelaskan dalam Q.S.Ali'Imran 191.
Orang yang cerdas akan mengisi kehidupan sehari -hari denaga hal-hal baik yang akan membawa kita dijalan yang baik sampai kehidupan diakhirat.
Nama : hafiz Prasetiyo
ReplyDeleteNo : 10
Kls 11 IPS 1
Tidak ada satu makhluk Allah yang tidak berguna, itu pasti. Persoalannya hanyalah pada keterbatasan kemampuan manusia dalam mengungkap manfaat dan misterinya. Salah satunya dan yang secara tegas menantang manusia adalah fakta tentang unta. Salah satu fakta tentang unta yang masih menjadi misteri adalah kemampuannya bertahan hidup di padang pasir yang panas tanpa air dalam waktu lama, hingga sekitar satu setengah bulan. Cukup lama fakta ini menjadi misteri yang membingungkan para ilmuwan.
Nama : Silvana Merriota
ReplyDeleteNo : 21
Kelas : XII IPS 1
Surah Al-Imran ayat 190-191 mengajarkan bahwa semua makhluk ciptaan Allah diciptakan mengandung manfaat dan makna sehingga tidak ada mahkluk yg diciptakan sia-sia.
Nama: Vitara Fridayanti
ReplyDeleteNo : 24
Kelas: XII IPS 1
Jadi, Q.S. Al-Imran/3:190-191 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang.
Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt bagi orang-orang yang berakal sehat yang senantiasa mengingat Allah Swt dalam segala keadaan.
Sabda Rasulullah Saw tentang berfikir kritis yaitu isinya orang yang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai pada kehidupan di akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan kedua itu.
Dengan aneka ragam yang Allah ciptakan kita harus berpikir kritis untuk mengadakan penelitian terhadap fenomena alam semesta untuk mengungkap misteri aneka ragam makhluk yang Allah ciptakan.
NAMA : ANIF HIDAYAT
ReplyDeleteKELAS : XII IPS 1
NO : 03
Kesimpulan materi diatas :
A. Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan
B. Manfaat berfikir kritis :
1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
2. Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia
3. Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaannya
C. Jawaban pertanyaan diatas
1. Nyamuk yang bisa terbang menjadi makanan hewan lain yang tidak bisa terbang, makna penciptaan ini menurut saya adalah Allah SWT menciptakan makhluknya berbeda beda dan saling memangsa untuk menyambung hidup
2. Manfaat makhluk mikro untuk kehidupan manusia :
a.Melakukan penguraian dari berbagai macam bentuk sisa-sisa makanan yang dimiliki oleh hewan
b.Melakukan pengikatan dari nitrogen yang berada di udara
c.Melakukan penyuburan tanah, dll.
3. Kedua konsep tersebut dapat dipadukan dengan cara mempelajari kedua konsep tersebut
Nama : Nurma Ika Apriliani
ReplyDeleteNo. : 16
Kelas : XII IPS 1
Makna dari Q.S Al-Imran Ayat 190-191 yaitu hanya orang-orang yang mau terbuka hatinya dan mempergunakan pikirannya untuk berpikir yang akan mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah SWT; salah satu ciri orang beriman ialah dia yang mempergunakan akal pikirannya untuk senantiasa mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun; serta segala ciptaan Allah SWT tidak ada yang sia-sia.
Nama : Romadhon Setiyawan
ReplyDeleteNo. : 20
Kelas : XII IPS 1
Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan oleh sebab itu berpikir kritis sangat penting untuk mengambil keputusan supaya kita tidak salah mengambil keputusan
Nama: Noor Fajrin R.W.
ReplyDeleteKelas: XII IPS 1
No: 15
Q.S. Al-Imran /3:190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring.
Orang yang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai pada kehidupan di akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan kedua itu;
Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. Atas semua anugerah-Nya
Nama: Riski Mulyawan
ReplyDeleteKelas: XII IPS 2
No:18
Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan
Manfaat berfikir kritis :
• Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
• Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia
• Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaannya
Nama : Sri Ekowati
ReplyDeleteKelas. : XII ips 2
No. : 23
•Surat Ali Imran ayat 190 ini menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab. Yakni orang-orang yang berakal. Orang-orang yang mau berpikir. Orang-orang yang mau memperhatikan alam. Orang-orang yang kritis.
•Surat Ali Imran ayat 190 ini menjelaskan bahwa ulul albab adalah orang yang banyak berdzikir dan bertafakkur. Ia berdzikir dalam segala kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring. Ia juga mentafakkuri (memikirkan) penciptaan alam ini hingga sampai pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam tidak ada yang sia-sia.
Nama: wahyu pambudi udjir
ReplyDeleteKelas: XII ips 2
No : 25
Q.S. Al-Imran/3:190-191 menggunakan akal dan pikiran dalam menganalisa tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang ada di alam sekitar sehingga keimanan kepada-Nya semakin bertambah kuat yang dibuktikan dengan sikap juga tindakan nyata.
Nama : Harnum Tri Prihartiningsih
ReplyDeleteKela : XII IPS 2
No.abs : 08
Bismillah
Perintah Berfikir KritisMenurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”,jadi sikap yang harus kita ambil dari berfikir kritis yakni memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif. Intinya kita harus percaya bahwa apa yang allah ciptakan tak mungkin sia-sia karena mengandung makna,manfaat,dan pelajaran berharga bagi yang mau merenunginya,maha suci engkau ya allah.
Contohnya seperti Q.S Al-imran yaitu pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran Allah Swt. di alam ini.sungguh kita harus senantiasa mengingat Allah Swt dalam keadaan apapun.
Alhamdulillah
Nama. :Puspa Sukma Pengganti
ReplyDeleteNo. :17
Kelas. :XII IPS 2
Menurut pendapat saya berfikir kritis sesuai Q.S.Al Imran /3:190-191 salah satu mukjizat didalam Al-Quran adalah banyak ayat yang menjelaskan informasi terkait pencipta alam dan menentang para pembaca untuk merenungkan informasinya
•Dapat menangkap makna dan hikmah.
•Dapat mengoptimalkan pemanfaatan.
•Bersyukur kepada Allah SWT.
•Menambahkan keyakinan.
•Termotivasi.
•Menambahkan semangat.
Nama :Nely Wuryaningsih
ReplyDeleteKelas :XII IPS 2
No :15
Perintah Berfikir KritisMenurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”,jadi sikap yang harus kita ambil dari berfikir kritis yakni memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif. Intinya kita harus percaya bahwa apa yang allah ciptakan tak mungkin sia-sia karena mengandung makna,manfaat,dan pelajaran berharga bagi yang mau merenunginya,maha suci engkau ya allah. Contohnya seperti Q.S Al-imran yaitu pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran Allah Swt. di alam ini.sungguh kita harus senantiasa mengingat Allah Swt dalam keadaan apapun.
terkait dengan berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur’an dan hadis di atas ialah:
1. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat; 2. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi manusia; 3. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur’an secara lebih mendalam bersama para pakar di bidang masing-masing.
Nama : Anggiansyah Saputra
ReplyDeleteKelas. : XII MIPA 2
No : 01
Surah Al Imran 190&191:
1) dalam penciptaan langit dan bumi ada tanda" kekuasaan Allah bagi seorang hamba yg mau mencermatinya , dg cara mentafakkuri atau memikirkan ayat" kauniyah Nya
2) karakteristik / ciri" org yg berfikir ttg tanda" kekuasaan Allah adalah : org yg senantiasa berdzikir kpd Allah dg berbagai keadaannya , org yg selalu menghambahkan diri pada Allah.
Dengan membaca surah tersebut kita akan tau bagaimana besarnya kekuasan Allah atas terciptanya langit dan bumi supaya mengingatkan kita agar selalu teringat akan Allah SWT
Nama : Uun Nafi'ah
ReplyDeleteKelas : XII MIPA 2
No. : 29
QS Ali Imran / 3: 190-191
Ayat ini merupakan bantahan untuk kaum Yahudi yang mengklaim kefakiran Allah (Innallaha ta'ala faqirun wa nahnu aghniyaa). Maka melalui ayat kauniyah ini, Allah menunjukkan betapa Maha Kaya-Nya Allah, sedangkan hamba-Nya sebaliknya sangat membutuhkan-Nya. Hanya Allah lah yang mampu menciptakan alam semesta dan segala sesuatu yang ada. Namun hal ini tidak dapat dipahami kecuali hanya orang-orang yang sempurna dan logika yang sehat, yang disebut sebagai ulul albab.
Nama : Rizky Wulandari
ReplyDeleteKelas : XII IPA 2
No. : 25
Dalam penggalan surah Ali-Imran ayat 190-191, terdapat perilaku terpuji yang senantiasa harus dimiliki orang-orang berakal dan beriman. Yaitu perilaku yang senantiasa dalam setiap aktivitasnya, duduknya, bahkan dalam keadaan berbaringnya, ia memikirkan akan seluruh penciptaan yang terjadi di dunia ini. Baik dari penciptaan manusia, penciptaan langit dan bumi, dan segala penciptaan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh manusia. Orang yang berakal dan beriman, tentulah meyakini bahwa Allah SWT merupakan dzat yang penuh akan kesempurnaan, dan tidak mungkin menciptakan segala sesuatunya dengan sia-sia.
Nama : Reyvaldi Aji Satria
ReplyDeleteKelas : XII MIPA 2
No.24
Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring.
Sabda Rasulullah Saw tentang berfikir kritis yaitu isinya orang yang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai pada kehidupan di akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan kedua itu.
Dalam hal ini kita harus senantiasa bersyukur, mengambil hikmah dan manfaat dengan berpikir ke depan.
Nama : Yuni Dwi Lestari
ReplyDeleteKelas : XII IPA 2
No. : 32
Masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi masa depan di akhirat. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah tahu bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita, harus ada pertimbangan akal sehat.
Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah adalah mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian (akhirat).
Nama : Jeny Fatmawati
ReplyDeleteKelas : XII IPA 2
No . : 15
Allah SWT. Telah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya nya untuk kehidupan manusia. Allah SWT. menciptakan manusia dengan dibekali akal dan pikiran agar mereka bisa berpikir kritis. Supaya kita mampu memanfaatkan segala sesuatu yang telah diciptakan dan menggunakannya untuk hal yang baik. Berfikir kritis memiliki manfaat diantaranya kita Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta;
Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan; Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner; Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat, dengan meningkatkan amal salih dan menekan /meninggalkan kemaksiatan.
Nama : Figo Aprilian
ReplyDeleteKelas : XII IPA 2
No : 10
Tanggapan saya mengenai berfikir kritis sesuai Surah Ali Imran Ayat 190 sampai 191 adalah menggunakan akal dan pikiran dalam menganalisa tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang ada di alam sekitar sehingga keimanan kepada-Nya semakin bertambah kuat yang dibuktikan dengan sikap juga tindakan nyata untuk senantiasa berlindung hanya kepada-Nya.
Nama: Wahyu Nugroho P.S
ReplyDeleteNO: 30
Kelas: XII MIPA 2
Pada qs al-imran ayat 190 menjelaskan tentang penciptaan makhluk hidup dan alam semesta yang harus kita ketahui apa yang membuat Allah menhendaki semua itu terwujud dan pada qs surah al-imran ayat191 adalah tentang berakal yaitu adalah agar kita tahu apa penyebab alam semesta terwujud dan segala misteri didunia dan juga kita dapat mengetahui bahwa semua didunia akan fana dan juga kita diberi akal untuk selalu ingat bahwa alam semesta diciptakan untuk manfaat manusia dan keseimbangan makhluk hidup.