Mengenal Lebih Jauh Mengenai Hipertensi Sekunder
(Image source: pixabay/McRonny) |
- Sakit kepala
- Keringat berlebih
- Jantung berdetak lebih cepat
- Kenaikan berat badan yang bisa di bilang tidak wajar, atau bisa juga justru turun drastis
- Tubuh terasa lemas
- Kecemasan
Di dalam beberapa kasus penderita ini juga mungkin saja mengalamu nyeri pada dada, mimisan, atau sesak nafas. Tapi biasanya gejata tadi muncul saat kondisi ini sudah masuk ke dalam tahapan yang jauh lebih parah. Jika hal tesebut terasa pada Anda sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Selain itu mungkin ada juga beberapa tanda dan juga gejala yang Anda alami. Tapi jika Anda memang merasa khawatir akan gejala ini sebaiknya periksakan diri Anda ini segera ke dokter ya.
Bagaimana cara dokter mendiagnosis hipertensi sekunder?
Tekanan darah ini bisa dikatakan tinggi jika ada di angka sistolik dan diastolik tertentu, yaitu bisa mencapai 140/90 mmHg. Ada juga untuk tekanan darah yang normal ada di bawah120/80 mmHg. Tapi jika tekanan darah Anda ada di antara keduanya maka Anda sedang mengalami prehipertensi.
Untuk bisa mendiagnosis hipertensi biasanya dokter ini akan mengukur tekanan darak Anda menggunakna alat ukur tekanan darah. Dokter ini akan melakukan pengecekan tekanan darah beberapa kali, dan bisa juga menggunakan alat ukur tekanan darah ambulatory supaya hasilnya lebih pasti.
Tapi, sebelum mendiagnosis apa Anda mengalami hipertensi sekunder atau tidak dokter ini akan mencari tahu beberapa faktor, misalnya:
- Usia ada di bawah 30 tahun dengan hipertensi
- Ada riwayat hipertensi resisten
- Tidak menderita obesitas
- Tidak memiliki anggota keluarga yang menderita hipertensi
- Terdapat tanda- tanda dan gejala dari penyakit lain.
Bukan hanya itu saja mungkin dokter juga akan menganjurkan tes yang lainnya, ini dia beberapa tes yang mungkin saja akan di lakukan:
- Tes darah
- Tes kadar urea dalam darah (Tes BUN)
- Tes urine
- USG ginjal
- CT atau MRI scan
- EKG atau rekam jantung
Bagaimana pengobatan hipertensi sekunder?
Hipertensi sekunder ini bisa di atasi dengan menyembuhkan penyakit tertentu yang menjadi penyebabnya. Jika penyakit tersebut sudah bisa di atasi dengan baik maka tekanan darah ini akan kembali menurun dan jadi normal lagi.
Pengobatannya cukup bervariasi, semuanya ini tergantung dengan penyakit apa yang Anda derita. Jika ada tumor mungin Anda di haruskan melakukan pembedahan atau operasi. Maka dari itu jangan pernah lupa untuk mengkonsultasikan semuanya kepada dokter Anda.
Selain melakukan pengobatan Anda juga perlu melakukan perubahan pada gaya hidup supaya tekanan darah bisa terkendali. Terdapat beberapa obat yang memang di rekomendasikan utnuk penderita hipertensi sekunder jika perubahan dari daya hidup tidak bisa membantu, ini dia beberapa obat antihipertensi yang mungkin saja akan di resepkan oleh dokter.
- beta-blocker, seperti metoprolol (Lopressor).
- calcium channel blocker, seperti amlodipine (Norvasc).
- diuretik, seperti hydrochlorothiazide/HCTZ (Microzide).
- angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, seperti captopril (Capoten).
- angiotensin II receptor blocker (ARB), seperti losartan (Cozaar).
- renin inhibitor, seperti aliskiren (Tekturna).
0 Tanggapan untuk " Mengenal Lebih Jauh Mengenai Hipertensi Sekunder"
Post a Comment